REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Ketua Umum KAMMI terpilih, Muhammad Ilyas, mengatakan pola perjuangan gerakan pemuda dan mahasiswa tidak lagi mengarah pada usaha pergantian rezim, melainkan usaha untuk mengalahkan kebatilan, terutama pada sendi-sendi pemerintahan yang tidak amanah.
Karena itu, lanjut Ilyas, KAMMI mempertegas posisinya sebagai gerakan penyeimbang yang tak segan mengkritik yang salah dan mengapresiasi yang benar. "Musuh pemuda dan mahasiswa saat ini adalah kebatilan dan pemerintahan yang tidak amanah," pungkas dia kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Kamis.
Ia menegaskan lembaga yang dipimpinnya berupaya menjadi organisasi pemuda dan mahasiswa yang secara aktif ambil bagian dalam usaha memperbaiki negara. "KAMMI menginginkan pemerintah benar-benar menjalankan tugasnya demi rakyat," papar dia.
Ia mengatakan ada tiga poin yang akan menjadi agenda KAMMI ke depan. Pertama, KAMMI siap melayani politik pelayanan melawan politik pencitraan. Menurut Ilyas, politik pencitraan yang dijalankan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono cenderung menghabis-habiskan waktu dan uang yang seharusnya dialokasikan untuk kesejahteraan rakyat. "Politik pencitraan itu sangat mahal," papar dia.
Kedua, lanjut Ilyas, KAMMI akan berperan sebagai penyambung lidah rakyat dengan memaksimalkan fungsi kontrol. Karena itu, menurutnya, KAMMI menghendaki kader-kadernya di seluruh Indonesia untuk masuk ke berbagai lini, termasuk pemerintahan. "Saya sudah menginstruksikan kepada kader-kader KAMMI untuk masuk ke dalam pemerintahan atau lembaga lain sesuai dengan kompetensi dan profesionalisme masing-masing kader," kata dia.
Ketiga, tambah Ilyas, pihaknya mengkhendaki KAMMI menjadi ‘the best leadership’ lembaga pemuda Indonesia. “Sesuai dengan jargon KAMMI ‘Muslim Negarawan’ rasanya relevan untuk menjadikan KAMMI sebagai referensi organisasi kepemudaan," kata dia.
Ilyas mengatakan pihaknya juga berusaha untuk ‘menguasai’ kembali kampus sebagai basis perjuangan. Langkah tersebut diawali dengan konsolidasi bersama lembaga kampus lain seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Lembaga Dakwah Kampus (LDK), dan lembaga-lembaga lain yang berada di kampus.
Guna memuluskan tiga poin dimaksud, Ilyas segera mengawali seratus hari kepengurusan KAMMI untuk melakukan konsolidasi internal dan memetakan kekuatan organisasi. Ilyas mengatakan konsolidasi dilakukan karena merupakan bagian dari amanah muktamar. "Sudah menjadi amanah muktamar untuk melakukan konsolidasi internal sebelum KAMMI melakukan konsolidasi eksternal," ungkapnya.
Ia mengatakan konsolidasi internal mencapai puncaknya saat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) digulir Mei nanti di Surabaya, Jawa Timur. Dari Mukernas itu muncul berbagai tim yang bertugas sesuai bidangnya masing-masing.
Dalam lingkup eksternal, Ilyas mengatakan konsolidasi diawali dengan pendekatan terhadap lembaga-lembaga yang menjadi mitra strategis KAMMI. Konsolidasi itu diharapkan dapat memperkuat posisi KAMMI dalam memperjuangkan visi dan misi gerakan kepemudaan yang mengusung perubahan. "Kami juga berencana melakukan aksi pelayaan dan pemberdayaan dalam garapan sektor eksternal," ungkap dia.