REPUBLIKA.CO.ID,MISRATA--Para penembak jitu yang setia kepada pemimpin Libya Muamar Gaddafi menembak dua orang di kota yang dikuasai pemberontak Misrata pada Sabtu, seorang penduduk mengatakan kepada Reuters.
"Dua orang kami tewas pagi ini ... karena ada penembak-penembak jitu di beberapa rumah dan mereka menembak orang-orang, mereka menbembaki siapapun yang mereka lihat," kata penduduk, yang menyebut dirinya Saadoun, kepada Reuters melalui telepon.
Para pejabat pemerintah Libya menyangkal menyerang pemberontak dan mengatakan mereka sedang mengamati gencatan senjata. Laporan-laporan dari Misrata tidak bisa diverifikasi secara independen karena pemerintah di Tripoli telah mencegah wartawan untuk mencapai kota itu.
Berita-berita dari Paris sebelumnya mengatakan, Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan negara-negara Arab minta pada pemimpin Libya Muamar Gaddafi untuk "dengan segera" mengakhiri serangan terhadap rakyatnya atau menghadapi intervensi militer berdasarkan pada satu resolusi PBB, kata satu pernyataan, Jumat.
Pernyataan yang dikeluarkan oleh kepresidenan Prancis itu mengatakan "bahwa gencatan senjata harus mulai diberlakukan dengan segera, itu adalah bahwa semua serangan terhadap warga sipil harus diakhiri".
Pernyataan itu menambahkan bahwa "Gaddafi harus menghentikan tentaranya" maju ke Benghazi, dan mundur dari Ajdabiya, Misrata dan Zawiyah ... Itu tak dapat dirundingkan".
Pernyataan itu juga memperingatkan bahwa jika Gaddafi tidak memenuhi resolusi PBB tersebut, ia akan menghadapi "konsekuensi" dari masyarakat internasional dan "resolusi itu akan dilaksanakan dengan cara militer".
Pernyataan itu dikeluarkan setelah pertemuan yang dihadiri oleh Presiden Sarkozy, Menlu Alain Juppe, Menhan Gerard Longet dan kepala staf militer Edouard Gillaud.