Rabu 23 Mar 2011 04:24 WIB

Bentrokan di Yaman, 13 Gerilyawan Alqaidah Tewas

REPUBLIKA.CO.ID,ADEN--Tigabelas gerilyawan Al Qaidah tewas dalam bentrokan Selasa dengan tentara Yaman di provinsi Abyan di bagian selatan negara itu, benteng pertahanan jaringan radikal tersebut, kata seorang pejabat setempat. Pertumpahan darah itu terjadi ketika Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates memperingatkan bahwa ketidakstabilan politik di Yaman dan pengalihan perhatian dari hubungan dengan AQAP, Al Qaidah di Semenanjung Arab, merupakan "kekhawatiran utama" Washington.

"Tigabelas militan Al Qaidah tewas dalam bentrokan terus-menerus dengan militer di kota Loder" di provinsi Abyan, kata pejabat setempat tersebut. Sebelumnya pada Selasa, seorang pejabat keamanan telah memberikan jumlah korban sebanyak dua gerilyawan Al Qaidah tewas dan lima tentara terluka, "setelah sekelompok gerilyawan Al Qaidah mengepung satu unit tentara". Kedua belah pihak menggunakan "artileri dan senjata mesin serta granat berpeluncur roket" dalam konfrontasi itu, kata pejabat tersebut.

Kamis lalu, gerilyawan Al Qaidah menyerang sebuah pos keamanan di provinsi Marib diYaman timur, yang memicu bentrokan yang mana tiga gerilyawan dan dua polisi tewas, kata beberapa pejabat. Pasukan keamanan Yaman pada 17 Maret juga menangkap dua anggota Al Qaidah, termasuk seorang mimpin setempat jaringan itu, di Taez, selatan Sanaa.

Seorang pejabat keamanan mengenai salah satu dari mereka yang ditangkap itu sebagai Khaled Saeed Baterfi, seorang pemimpin Al Qaidah di Yaman. Yaman adalah tanah air leluhur pemimpin Al Qaidah Osama bin Laden dan telah menjadi tempat beberapa serangan yang diklaim kelompok itu terhadap misi asing, tempat wisatawan dan instalasi minya.

Salah satu sekutu besar AS dalam perangnya terhadap Al Qaidah, Yaman sekarang sedang berjuang menghadapi demonstrasi antipemerintah yang meningkat, yang telah menyebabkan perselisihan dengan militer, gerakan pemisahan diri di bagian selatan negara itu dan pemberontakan di utara.

sumber : antara/AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement