REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO - Biaya untuk membangun kembali Jepang setelah bencana gempa dan tsunami diperkirakan akan menelan biaya 309 miliar dollar AS (Rp 2.695 triliun). Dana itu termasuk untuk membangun kembali infrastruktur, rumah dan pabrik-pabrik.
Bagaimanapun, perkiraan biaya tidak termasuk dampak ekonomi yang terjadi akibat bencana tersebut. Kerusakan akibat bencana gempa dan tsunami yang terjadi pada 11 Maret itu disebutkan kerusakan yang terburuk yang dialami Jepang sejak akhir perang dunia kedua. Jumlah korban tewas mencapai 9.079 dan 12.645 orang hilang.
Menurut pemerintah, kerusakan infrastruktur dan ketidakpastian masa depan reaktor nuklir Fukushima Daiichi akan menghambat pemulihan ekonomi Jepang. Selain masalah ekonomi, Jepang juga akan menghadapi kekurangan pasokan listrik.
Bank of Japan memperingatkan kerusakan akibat gempa akan menyebabkan fluktuasi pertumbuhan ekonomi. Sebelum gempa dan tsunami terjadi, Jepang tengah berjuang untuk terlepas dari krisis ekonomi. Posisi Jepang sebagai salah satu kekuatan ekonomi dunia tergeser oleh Cina.