REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Polisi menduga adanya kesamaan antara paket bom buku di Jakarta dengan bom di Poso, Sulawesi Tengah. Menurut Tim Pengacara Muslim (TPM), bom di Poso sangat berbeda dengan pake bom berbentuk buku.
"Polisi seperti mengarahkan paket bom buku ke kerusuhan Poso. Jamaah Islamiyah pun pasti akan ikut diseret," kata Ketua Dewan Pembina TPM, Mahendradatta, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (23/3).
Ia menjelaskan, di Poso tidak asal main melakukan pengeboman. Lagi pula di Poso lebih banyak menggunakan senjata api dan tajam.
Pada kerusuhan Poso, tipe pelaku merupakan infanteri yang sifat serangannya dengan menggunakan senjata tajam dan api. Namun, polisi menuduh jika Jamaah Islamiyah yang bertipe artileri yang menggunakan bom. "Jika alasannya tipe bom sama yaitu tipe bobby trap bomb, juga ada di Ambon. Poso malah tidak banyak," ujarnya.
Bom dengan tipe bobby trap merupakan bom yang pemicunya dari gerakan calon korban, bukan sistem menggunakan waktu atau timing. Pada kerusuhan Poso, lanjut Mahendradatta, malah tidak sering dipakai.
Maka itu, Jamaah Islamiyah (JI) pasti akan disangkutpautkan dengan pelaku paket bom buku. Menurutnya, masih banyak DPO (Daftar Pencarian Orang) dari JI yang bisa menjadi 'stok' untuk dianggap sebagai dalang bom itu. "Masih ada banyak stok DPO dari JI yang belum ditangkap. JI kan sudah terlanjur dicap dalam kerusuhan Poso," pungkasnya.