Sabtu 27 Nov 2010 04:29 WIB

Penjagaan Pintu Masuk Bromo Diperketat

Rep: Asan Haji/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Sejak Jumat (26/11) pagi aktivitas Gunung Bromo secara visual memang tampak menurun. Meski begitu, penjagaan di pintu masuk menuju yang masih ramai dikunjungi wisatawan domistik dan manca negara itu justru diperketat.

Semua pengunjung dilarang mendekati kawasan lautan pasir (kaldera) gunung yang terlihat sangat mempesoa itu. Ada empat pintu masuk menuju kawasan laut pasir itu. Yakni, melalui Cemorolawang, Desa Ngadisasi, Sukapura, Probolinggo dan pintu masuk lewat Penajakan, Tosari, Pasuruan. Selain itu, melalui Dusun Jemplang, Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusomo dan lewat Ranopane, Lumajang.

Beberapa hari sebelumnya, banyak terlihat wisatawan yang masuk kawasa kaldera Bromo. Terutama yang melalui kawasan Pejankan, Pasuruan. Sebab, di kawasa tersebut nyaris tidak ada penjagaan sama sekali.

Namun, mulai tadi pagi, sudah tidak terlihat lagi wisatawan bisa masuk Kaldera Bromo. Sebab, semua pintu masuk dijaga ketat petugas. ‘’Ini kami lakukan sesuai rekomendasi dari Tim Tanggap Penanggulangan Bromo. Rekomendasi itu menyebutkan bila kaldera Bromo sangat berbahaya,’’ kata Wakil Ketua I Badan Penanggulangan Bencana Geologi Bromo, Letkol Hery S.

Semua pintu masuk itu dijaga ketat aparat dari masing-masing daerah. Dengan begitu dihrapkan tidak ada lagi wisatawan yang bisa masuk kawasan lautan pasir dengan leluasa sebagaimana sebelumnya, kendati kondisi Bromo secara kasat mata tampak menurun.

Indikasi penurunan itu terlihat dari kepulan asap mengandung belerang yang keluar dari kawah Bromo. Jika tiga hari sebelumnya, sejak ditetapkan kondisinya menjadi awas, kepulan asap yang dikeluarkan berwarna putih kecoklatan bahkan kehitam-hitaman. Tekanan asapnya pun bisa ketinggiannya 200 meter.

‘’Untuk hari ini memang kepulan asapnya menurun, tidak seperti sebelumnya. Asapnya putih tipis, dengan tekanan berketinggian sekitar 50  meter hingga 100 meter,’’ tutur Ketua Tim Tanggap Darurat Bromo, Gede Suantika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement