REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menyebutkan jalur laut di sektor barat Indonesia rawan terjadi penyelundupan narkoba. Sebab, sejumlah pelabuhan di garis pantai sekitar Sumatra banyak yang belum teridentifikasi atau kerap disebut pelabuhan tikus.
"Pelabuhan tikus itu kita identifikasi di pantai timur Sumatra. Pantai timur Sumatra inilah kemudian kami anggap resikonya relatif lebih tinggi. Paling rawan sektor barat Malaka," kata Heru saat ditemui di Balai Pertemuan Polda Metro Jaya, Kamis (20/7).
Bukan hanya sektor barat, sektor timur juga menjadi lokasi rawan. Sektor timur berada di wilayah perairan dekat Filipina. "Nah itu yang antara selat Karimata sampai sebelah timur Bitung," kata Heru.
Menurut Heru, diperlukan sinergi dari berbagai pihak terkait dalam pengumpulan informasi, analisa dan operasi lapangan. Hal ini untuk mengamankan 18 ribu km garis pantai Indonesia. Bea Cukai sendiri mempersiapkan hal itu dengan fasilitas ratusan kapal.
"(Sebanyak) 189 kapal kita (Bea Cukai). Jangan lupa kita juga punya dukungan kapal Bakamla, TNI AL, Kapal Pol Air. Jadi cukup enggaknya tergantung berapa kuatnya sinergi dan sekarang sinergi luar biasa," kata Heru.