REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Puluhan alat utama sistem senjata (alutsista) tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi pada Jumat (9/8) lalu beserta personel dari US Army. Perlengkapan tempur milik militer Amerika Serikat ini diangkut menggunakan kapal kargo ‘Ocean Jazz’. Kedatangan alat tempur milik negeri Paman Sam tersebut beserta personel US Army dalam rangka persiapan Latihan Bersama Garuda Shield 2019 bersama TNI AD di Baluran Karangtekok, Situbondo.
Atas hal ini, Bea Cukai Banyuwangi memperketat pengamanan selama pembongkaran di Pelabuhan Tanjungwangi. Menurut Kepala Kantor Bea Cukai Banyuwangi, R Evy Suhartantyo hanya petugas yang diperbolehkan masuk ke area pembongkaran. “Proses pembongkaran alat tempur digelar dari Sabtu (10/08) pagi sampai Selasa (13/8). Selama empat hari tersebut, Bea Cukai Banyuwangi bersinergi dengan TNI AD, Imigrasi, dan PT Pelindo III Kantor Cabang Banyuwangi melakukan pengawasan terhadap alutsista yang dibongkar dari kapal kargo,” katanya.
Alutsista yang dibawa oleh US Army ke Banyuwangi tersebut diberikan fasilitas impor sementara. Dalam PMK Nomor 106/PMK.04/2019, impor sementara adalah pemasukan barang impor ke dalam daerah pabean yang benar-benar dimaksudkan untuk diekspor kembali dalam jangka waktu paling lama tiga tahun.
Impor sementara dapat diberikan dengan beberapa persyaratan, salah satunya yaitu tujuan penggunaan barang impor jelas. Dalam hal ini tujuan penggunaan barang impor yaitu untuk digunakan dalam Latihan Bersama Garuda Shield 2019. Barang-barang yang diberikan fasilitas impor sementara dapat diberikan pembebasan atau keringanan bea masuk.
Dengan diberikannya fasilitas impor sementara tersebut, Bea Cukai Banyuwangi melakukan pengawasan terhadap pengeluaran alutsista dari kawasan pabean yang akan diangkut menuju Dodiklatpur di Baluran Karangtekok, Situbondo. Kegiatan latihan bersama Garuda Shield 2019 ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh TNI AD bersama US Army.
"Tujuan dari latihan bersama ini adalah untuk meningkatkan dan memperkaya kemampuan peperangan hutan dari Tentara AS dan Tentara Indonesia,” jelas Evy.