Saturday, 7 Jumadil Awwal 1446 / 09 November 2024

Saturday, 7 Jumadil Awwal 1446 / 09 November 2024

Realisasi Penerimaan Bea Cukai Palembang Surplus

Kamis 16 Jan 2020 20:51 WIB

Red: Gita Amanda

Bea Cukai Palembang mengawasi ekspor santan beku ke China dan Hongkong

Bea Cukai Palembang mengawasi ekspor santan beku ke China dan Hongkong

Foto: Bea Cukai
Bea Cukai Palembang mencatatkan penerimaan negara sebesar Rp 90.512.550.800

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Bea Cukai Palembang mencatatkan penerimaan negara sebesar Rp 90.512.550.800 selama 2019 yang melebihi target awal sebesar Rp 90.008.190.000 atau berhasil surplus 102,78 persen.

Kepala Kantor Bea Cukai Palembang, Abdul Harris, Kamis (16/1), mengatakan realisasi target diperoleh dari capaian bea masuk sebesar Rp 88.747.773.800, bea keluar sebesar Rp 3.683.177.000 dan penerimaan cukai Rp 81.600.000.

Baca Juga

"Pada 2020 ini target penerimaan tetap kami tingkatkan, tapi besarannya sementara belum kami terima dari pusat," ujar Abdul Harris.

Selain penerimaan negara, jumlah kasus yang ditangani Bea Cukai Palembang selama 2019 juga meningkat signifikan yakni sebanyak 437 kasus atau naik 132 persen dari 2018 sebanyak 331 kasus.

Ada 437 kasus itu teridiri dari 268 kasus melalui kiriman barang pos, 113 cukai hasil tembakau, 33 kasus impor barang penumpang, 18 kasus impor umum petikemas, 2 kasus ekspor, 2 kasus impor MMEA, dan 1 kasus cukai MMEA lokal. "Beberapa kasus besar yang pernah kami ungkap yakni penyelundupan benih lobster, penyelundupan 5.700 telpon pintar dan importasi minuman alkohol," tambah Harris.

Dari kasus yang ada, 4 kasus ditingkatkan ke penyidikan, yakni 2 berkas untuk tegahan handphone, 1 berkas ekspor benih lobster dan 1 berkas cukai MMEA palsu tanpa pita cukai.

"Tidak hanya penerimaan negara saja yang kami tingkatkan, tapi sektor pengawasan juga kami tingkatkan mengingat wilayah pengawasan Bea Cukai Palembang meliputi seluruh Sumatera Selatan," kata Harris.

Pada sektor pengawasan pihaknya mengandalkan pos-pos dan kejelian intelejen dalam mengawasi wilayah Sumsel dengan karakteristik perairan yang cukup sulit dimonitor karema keterbatasan biaya serta petugas.

"Petugas kami memang ada patroli rutin, tetapi tidak bisa setiap hari karena itu butuh biaya besar, sementara titik pengawasan jumlahnya banyak, maka itu kami mengandalkan intelejen dalam mendapatkan informasi akurat demi mencegah masuknya barang-barang ilegal," demikian Harris.

Sumber : antara
  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
 
Terpopuler