JAKARTA-–Industri perbankan syariah yang kian ramai menimbulkan persaingan di industri. Salah satu hal yang disorot di tengah ketatnya persaingan adalah kebutuhan SDM di perbankan syariah.
Deputi Direktorat Perbankan Syariah BI, Nawawi, mengatakan, di tengah makin maraknya industi perbankan syariah terjadi persaingan dalam perekrutan SDM. Ia menambahkan hal tersebut sebenarnya bisa dimitigasi dengan komunikasi yang baik. “Dalam hal ini kompartemen perbankan syariah Perbanas dapat mengambil peran aktif dan koordinasi antar anggotanya dan merumuskan code of conduct dan solusi strategis lainnya untuk mencegah persaiangn antarbank syariah. Salah satu solusi untuk masalah SDM adalah pengembangan seperti strategic unit,” kata Nawawi dalam Apconex 2010 di Balai Sidang Jakarta, Jumat (30/4).
Strategic unit ini, lanjutnya, diharapkan bisa menyediakan beragam jasa pendukung seperti personal training, sertifikasi, lembaga formal, jasa konsultasi SDM, termasuk pemberian endorsement. Kompartemen Perbankan Syariah Perbanas, tambah dia, dapat bekerjasama dengan LPPI.
Di sisi lain, ujar Nawawi, BI juga mendorong riset dan pengembangan di perbankan syariah sehingga bisa mendukung perkembangan bank syariah. Di samping itu, Nawawi menuturkan, Perbanas juga hendaknya dapat peran aktif dalam edukasi nasabah. Salah satunya yang yang ditonjolkan adalah melalui iB paviliun di event-event nasional.
Dengan semakin banyaknya pelaku dan kompleksnya bisnis dan regulasi, ujar Nawawi, menyebabkan intensitas persaingan perbankan syariah meningkat. Oleh karena itu, mitigasi dampak persaingan memerlukan komunikasi dan langkah terkoordinasi antar pelaku.
Ketua Kompartemen Perbankan Syariah Perbanas, Yuslam Fauzi, mengatakan pekan lalu bankir syariah berkumpul di BI dan memang telah memiliki pemikiran untuk secara bersama-sama mengembangkan SDM dalam bentuk training. Ia menuturkan, pembahasannya kini masih dalam tahap awal, namun pengembangan SDM tersebut nantinya akan memanfaatkan LPPI dan sinergi antar bank-bank syariah dengan membentuk semacam joint program.
“Bagi bank syariah besar bisa sekaligus kerjasama dengan LPPI untuk buat program khusus bagi bank itu sendiri, namun bagi bank kecil agak sulit dan ini mungkin bisa bikin semacam kurikulum bersama. Dengan demikian kita harapkan percepatan pengembangan mutu SDM bisa lebih cepat,” kata Yuslam.
Sementara itu, Yuslam juga menyambut positif riset dan pengembangan oleh perbankan syariah. Namun sayangnya perbankan syariah saat ini belum memiliki riset dan pengembangan yang dilakukan bersama-sama. “Ke depan kita akan bikin riset dan pengembangan bersama-sama mengenai praktek perbankan syariah, baik mengenai policy pemerintaj maupun mikro yang layak dijadikan benchmark, tapi mungkin pelaksanaannya belum di tahun ini,” ujar Yuslam.
Pasalnya, tambah dia, di tahun ini pihaknya fokus pada program seperti pengembangan SDM dan sindikasi. Di tahun ini kompartemen perbankan syariah Perbanas juga berencana melakukan studi banding ke bank syariah di luar negeri.