REPUBLIKA.CO.ID, PBB--Anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dari negara Arab dan muslim, yang dipimpin oleh Malaysia kini tengan mengusahakan adanya rencana untuk sidang darurat PBB guna mendiskusikan serangan berdarah Israel terhadap armada kapal bantuan Gaza. Demikian dilaporkan kantor berita Haaretz, Rabu (23/6).
Sumber-sumber diplomatik mengatakan hal itu sebagai tanggapan dari negara-negara Arab dan muslim terhadap longgarnya respon dari PBB kepada Israel pascainsiden tersebut.
Keputusan yang dicapai dalam sidang darurat PBB tidak memiliki konsekuensi langsung praktis dan dianggap hanya sebatas rekomendari. Namun, wakil dari belasan negara anggota diperbolehkan untuk berbicara selama sesi sidang darurat tersebut.
Faktanya, debat tersebut dapat memicu serangan diplomatik besar-besara terhadap Israel, yang dapat menambah tekanan internasional kepada Israel untuk mencabut blokade Gaza.
Sumber dari diplomatik yang menolak disebut namanya mengatakan, rencana itu diutarakan oleh negara-negara Arab dan muslim yang tidak puas dengan hasil dari Dewan Keamanan PBB mengenai serangan militer Israel pada tanggal 31 Mei, yang yang terjadi hanya beberapa hari setelah operasi maritim, yang memuncak dengan kecaman dari Israel dan permintaan untuk penyelidikan menyeluruh.
Sumber itu juga mengatakan, tekanan untuk diadakannya sidang darurat PBB dipimpin oleh Malaysia, yang terinspirasi oleh upaya-upaya serupa oleh Suriah dan Iran untuk menyelesaikan akibat dari serangan armada pada agenda internasional.
Parlemen Malaysia, yang dikenal sebagari salah satu negara anti-Israel yang ekstrim, sudah mengadopsi resolusi yang menyerukan tindakan terhadap Israel dalam menanggapi insiden armada.
Situs resmi dari Kementrian Luar Negeri Malaysia mengutip perkataan Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak yang menuturkan, insiden serangan armada bantuan sebagai "pembuka mata bagi masyarakat Malaysia dan negara lain di dunia terhadap kekejaman rezim Zionis terhadap rakyat Palestina, yang sampai sekarang hanya dibaca dan saksikan melalui televisi", serta komentar anti-Israel lain.
Sumber itu juga mengatakan kepada Haaretz, Malaysia berniat sebagai salah satu negara yang akan memimpin sarana pencalonan untuk Dewan Keamanan PBB tahun depan.