Jumat 04 Feb 2011 14:32 WIB

Akademisi Mesir Juga Desak AS Minta Mubarak Mundur

Red: Djibril Muhammad
Presiden Mesir Hosni Mubarak
Foto: Blogspot
Presiden Mesir Hosni Mubarak

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Kalangan akademisi di Mesir sepakat bahwa kekuatan Presiden Husni Mubarak yang sedang dilanda prahara saat ini berada di tangan pemerintah Amerika Serikat (AS) pimpinan Presiden Barack Obama. "Tak bisa dipungkiri, AS memiliki peranan penting dalam krisis politik di Mesir. Oleh karena itu bila AS meminta Mubarak mundur, ia akan mendengar," kata akademisi Mesir, Prof Dr Adly Rashad, dalam perbincangannya di Kairo, Jumat (4/2).

Pakar kebudayaan dari Universitas Al-Azhar Kairo itu mendesak Washington untuk berpikir ulang mengenai dukungannya kepada rezim Mubarak. Pernyataan senada diutarakan analis politik dari Universitas Kairo, Prof Dr Mohammed Ezzat. "Bertahannya Mubarak di pucuk kekuasaan karena ia masih merasa didukung AS. Nah, Washinton hendaknya mendengar aspirasi masyarakat Mesir yang menuntut hengkangnya Mubarak," katanya.

Ia menilai, Washington terlalu berlebihan mempertahankan rezim Mubarak dengan alasan yang terkesan dibuat-buat seperti kekhawatiran berkuasanya Ikhwanul Muslimin. "Unjuk rasa saat ini bukan semata didalangi oleh Ikhwanul Muslimin, tapi hampir semua komponen masyarakat," katanya.

Sebelumnya, Omar Sharif, bintang film kesohor Mesir juga mendesak AS dan Uni Eropa untuk membujuk Mubarak mundur. "Selama 30 tahun sudah AS dan Uni Eropa mendukung rezim Mubarak, kini sudah saat meminta dia mundur," kata Omar kepada jaringan televisi Al Arabiya, Kamis.