REPUBLIKA.CO.ID, HANOI--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali mengingatkan adanya resistensi nyamuk Anopheles terhadap obat anti-malaria. Kasus terakhir, ditemukan di Kamboja bagian barat. Sebelumnya, awal tahun lalu, badan ini pernah mengingatkan resistensi yang sama terhadap obat artemisinin di sepanjang perbatasan antara Kamboja dan Thailand.
Artemisinin adalah satu-satunya obat yang direkomendasi untuk penyakit malaria selama ini. Penyakit ini membunuh sedikitnya satu juta orang di dunia setiap tahun.
Timotius Ziemer, koordinator global pencegahan malaria, mengatakan, setelah pertama kali ditemukan di Kamboja barat pada tahun 2007, "sekarang ada indikasi resistensi artemisinin di bagian lain dari wilayah itu."
Tanda-tanda resistensi terhadap artemisinin juga ditemukan di Myanmar selatan dan kemungkinan di perbatasan Cina-Myanmar, dan di Vietnam selatan dekat Kamboja.
Ziemer mengatakan jumlah kasus malaria memang masih belum menunjukkan angka mengkhawatirkan. "Tapi adalah penting mencari jalan keluar terhadap persoalan ini," katanya dalam konferensi mengenai kerjasama internasional melawan penyakit menular.