REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Abstraksi Dian Syarief, pengidap penyakit Lupus dan pendiri Yayasan Syamsi Dhuha Foundation berjudul How to Make Friend with Lupus diterima panitia the 9thInternational Congress on SLE di Vancouver, British Columbia - Canada. Jika tak ada aral, kembali delegasi SDF akan terbang melintasi benua mewakili para Odapus (Orang dengan Lupus) Indonesia di forum internasional tersebut 24 – 27 Juni 2010 mendatang untuk mempresentasikannya.
Dian Syarief akan terbang ke Kanada bersama Eko P Pratomo, salah satu penggagas SDF. Organisasi ini adalah lembaga nirlaba yang menyediakan pendampingan bagi odapus. Misi kemanusiaan ini akan didukung oleh PT Bank Mandiri Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Bio Farma, PT Kimia Farma Tbk, PT Roche Indonesia,dan PT Bank Syariah Mandiri.
Bagi Dian yang mengidap Lupus, lama penerbangan 17 jam ke Kanada adalah tantangan tersendiri. Odapus (orang dengan lupus) memang memiliki keterbatasan fisik yang mudah lelah, sensitif terhadap perubahan suhu, kekakuan sendi, nyeri tulang belakang, dan pembuluh darah yang mudah pecah. "Namun Insya Allah semua akan terlewati," tutur Dian.
Selain mengikuti kongres Lupus internasional tersebut, delegasi SDF juga akan berbagi pengalaman dan informasi seputar Lupus kepada warga Indonesia di Vancouver bertempat di Konsulat Jendral RI disana melalui bedah buku ’Miracle of Love’ Dengan Lupus Menuju Tuhan, yang ditulis Eko P. Pratomo. Delegasi SDF juga akan mengikuti kegiatan Walk for Lupus di pusat kota Vancouver yang menjadi simbolisasi kepedulian dunia untuk menghadapi penyakit autoimun kronis yang dapat mengancam jiwa ini dan banyak diderita oleh wanita aktif usia produktif 15 – 45 tahun.
How to Make Friend with Lupus ditulis Dian berdasarkan pengalaman jatuh bangun selama 11 tahun terakhir menghadapi penyakit seribu wajah ini. Sebagai penyakit autoimun kronis yang sering menyerang berbagai sistem dan organ, membuat penyakit SLE (Systemic Lupus Erythematosus ) atau Lupus harus ditangani oleh tim dokter dari berbagai disiplin ilmu. Tidak mudah bagi penyandang SLE (Odapus) untuk menghadapi berbagai manifestasi yang timbul, komplikasi dan efek samping dari terapi yang dijalankan selama kurun waktu yang panjang. Banyak Odapus yang tak dapat bertahan hidup dan bagi yang survive memang membutuhkan energi ekstra untuk menjalani aneka terapi atau tindakan operatif yang dibutuhkan untuk live saving. Kalaupun saat ini para ahli masih terus melakukan berbagai penelitian untuk menemukan penyebab yang pasti dan terapi yang tepat, bagi Odapus dan keluarganya bagaimana hidup dengan lupus merupakan hal penting yang harus diketahui agar angka harapan hidup serta kualitas hidup para Odapus dapat ditingkatkan.
"Dalam menghadapi penyakit kronis, apalagi yang penyebab maupun obatnya belum diketahui pasti, jalan terbaik bukanlah menjadikan Lupus sebagai musuh, namun sebaliknya menjadikan Lupus sebagai sahabat," kata Dian. Dengan demikian energi fisik maupun jiwa tidak akan terkuras habis, dapat tetap bersikap bijak dan rasional dan mampu menangkap hikmah di balik musibah sakit.