REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan vaksin di negara-negara Islam dan negara yang sebagian besar penduduknya Islam, masih bergantung dengan produksi vaksin dari negara-ngara barat. Pasalnya, mereka belum mampu melakukan produksi vaksin secara mandiri.
Corporate Secrtary PT Bio Farma, Rahman Rustan, menyatakan negara-negara Islam umumnya belum dipercaya untuk memproduksi vaksin sendiri dari World Health Organization (WHO). Untuk memproduksi vaksin sendiri, bukan hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.
“WHO menerapkan persyaratan yang ketat kepada negara yang diperbolehkan untuk memproduki vaksin sendiri. Karena memproduksi vaksin tidaklah mudah,” ungkap Rahman Yang dihubungi Republika, Kamis (5/8).
WHO sangat memperhatikan badan pengawasan obat-obatan di sebuah negara yang menginginkan untuk memproduksi vaksin sendiri. Selain itu, badan riset dan pengembangannya juga diawasi secara ketat. Persyaratan-persyaratan yang ketat inilah yang membuat negara-negara Islam masih memiliki ketergantungan vaksin dari negara barat.
PT Bio Farma sendiri telah dipercaya dan diakui WHO untuk memproduksi vaksin. Vaksin yang sudah diproduksi, diantaranya vaksin untuk penyakit polio, campak, tetanus dan Hepatitis B. PT Bio Farma juga telah mengekspor vaksin ke 110 negara, dan sebagian besar negara Islam dan negara yang penduduknya mayoritas Islam.
“Maka dari itu, konferensi internasional negara-negara Islam ini diharapkan dapat menghasilkan komitmen untuk dapat bersatu dalam produksi vaksin. Dengan memproduksi sendiri, dapat mengetahui dan menentukan kadar kehalalan vaksin bagi umat Islam dan mengurangi ketergantungan produksi vaksin dari negara-negara barat,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan selama ini, pihaknya kerap berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indoneia (MUI) dalam menentukan kehalalan vaksin yang diberikan kepada mayarakat Indonesia dan negara Islam lainnya. Melalui salah satu badan di Kementerian Kesehatan RI, Majelis Pemusyawaratan Kesehatan dan Syara’, pihaknya melakukan pembahasan mengenai kehalalan sebuah vaksin.
“Selama 120 tahun berdiri dan menjadi salah satu dari 23 pabrik vaksin dunia, tidak ada yang pernah bermasalah terhadap vaksin buatan PT Bio Farma,” katanya meyakinkan.