REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Menjelang Idul Fitri, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Yogyakarta kembali melakukan operasi terhadap produk makanan termasuk bingkisan di swalayan. Operasi itu berhasil menemukan beberapa produk yang tak layak kosumsi.
Kepala Seksi Penyidikan BBPOM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Bagus Heri Purnomo, dalam jumpa pers di Kantor BBPOM Yogyakarta, Rabu (18/8), mengatakan kegiatan ini dalam rangka melindungi masyarakat dari beredarnya produk pangan yang dapat membahayakan dan merugikan kesehatan masyarakat. Dari hasil operasi yang dilakukan di empat titik di Kota Yogyakarta (sebanyak 22 supermarket/swalayan), produk pangan yang tidak memenuhi syarat dikonsumsi atau tidak memenuhi syarat label ditemukan di 18 swalayan.
Hasil temuan tersebut adalah: produk pangan kedaluwarsa sebanyak dua item dan 15 satuan; produk pangan rusak/penyok kemungkinan selama transportasi pengiriman ada sembilan item dan 54 satuan; produk minuman yang mencantumkan khasiat obat, sebanyak 18 item dan 144 satuan misalnya minuman kunyit, jahe; produk tanpa ikin edar sebanyak lima item dan 38 satuan. Bagus mengakui apabila dibandingkan tahun lalu, produk makanan yang tidak memenuhi syarat di swalayan sudah mengalami penurunan. Kalaupun ada produk kedaluwarsa, waktunya masih dalam bulan Agustus ini.
Selanjutnya kepala seksi pemeriksaan BBPOM DIY, Harti Astuti menambahkan, bagi konsumen yang membeli maupun menerima bingkisan agar dapat lebih teliti dan jeli dalam memilih. Sementara itu Plt Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen BBPOM Yogyakarta, Rita Mahyona, mengatakan dalam kurun semester I tahun 2010, BBPOM Yogyakarta telah melakukan pemeriksaan sarana produksi obat dan produsen kecil rumah tangga (PKRT) sebanyak 3 sarana, industri kecil obat tradisional (IKOT) sebanyak 19 sarana, industri kosmetika sebanyak dua sarana, industri pangan sebanyak 188 sarana, 22 pedagang besar farmasi, dua gudang farmasi, 203 apotek , 18 rumah sakit, 21 rumah bersalin/balai pengobatan, sembilan puskesmas, dua toko obat dan, 38 sarana distribusi.