REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR—-ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) menjadi gangguan kesehatan yang paling tinggi di Kabupaten Bogor, Jabar. Tak hanya orang dewasa, bayi pun banyak yang telah terkena ISPA.
Sebanyak 165.972 warga Kabupaten Bogor yang berusia lebih dari lima tahun mengidap penyakit ISPA. Sedangkan untuk bayi di bawah lima tahun (balita) yang mengidap ISPA mencapai angka 98.822 jiwa.
Angka ini didapatkan berdasarkan data tahun 2010 pada Pencegahan, Pemberantasan Penyakit, dan Penyehatan Lingkungan (P2PKL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dari seluruh 101 puskesmas di Kabupaten Bogor. Tahun lalu, penderita ISPA yang berusia di atas lima tahun di Kabupaten Bogor mencapai 261.741 jiwa. Sedangkan balita sebanyak 76.063
Tahun ini, Di Kabupaten Bogor, tercatat pengidap ISPA tertinggi ada di daerah Tajur, dengan jumlah pengidap mencapai 7850 jiwa. Sedangkan tahun lalu, rekor dipegang oleh kawasan Ciawi yakni dengan jumlah pengidap sekitar 15918 jiwa.
Selama ini, masyarakat menanggap ISPA terjadi karena udara yang tercemar polusi. Namun, Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PKL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Eulis Wulantari, mengatakan penyebab munculnya ISPA bukan karena polusi udara. “ISPA itu memang infeksi saluran pernapasan. Tapi mayoritas disebabkan karena udara yang lembab, bukan udara kotor. Namun, warga yang tinggal di sekitar kawasan industri juga berpotensi terkena ISPA,” kata Eulis di kantornya, Jumat (3/9).
ISPA ditularkan karena adanya bakteri. Ia menambahkan ISPA juga bisa terjadi apabila perilaku hidup masyarakat tidak bersih dan sehat. “Perilaku hidup yang bersih dan sehat akan menjauhkan masyarakat dari ISPA. Contoh mudah, apabila batuk, tutuplah mulut dengan punggung tangan atau sapu tangan,” ujar dia.
Menurut dia, walaupun ISPA merupakan penyakit nomor satu yang diidap warga di Kabupaten Bogor ISPA, namun penyakit ini tidak berbahaya. “Bisa sembuh dalam waktu tiga hari, apabila pola makanan mendukung,” katanya.
ISPA bisa menjadi penyakit berbahaya, apabila cairannya sudah menyebar ke paru-paru. Ini bisa menjadi penyakit pneumonia.
Penyakit pneumonia bisa menjadi mematikan apabila tidak segera ditangani. Jumlah pengidap pneumonia berusia di atas lima tahun, di Kabupaten Bogor hingga Juli 2010 sudah mencapai 1.480 jiwa. Sedangkan yang balita mencapai 6.915 jiwa.