Selasa 09 Nov 2010 23:03 WIB

Duh, Kanker Payudara Ancam Wanita Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar menyebutkan bahwa kanker payudara sedang mengancam perempuan Indonesia karena 26 dari 100 ribu perempuan terdeteksi mengidap kanker payudara. "Angka ini berdasarkan data Global Burden of Cancer," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar pada acara "Seminar dan Talkshow tentang Pengenalan dan Deteksi Dini Kanker Payudara Untuk Masyarakat Umum" di Jakarta, Selasa.

Linda menambahkan, data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 menunjukkan kejadian kanker payudara mencapai 21,69 persen, lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17 persen.

Kasus kanker payudara di RS Dharmais juga terus meningkat, dari 221 kasus pada tahun 2003 menjadi 657 kasus pada tahun 2008. "Sayangnya 60-70 persen pasien yang datang sudah stadium lanjut," katanya.

Sementara itu, survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta tahun 2005 menunjukkan 80 persen masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Padahal, menurut Menteri, dengan mengacu pada terus bertambahnya jumlah kasus maka kanker payudara menjadi ancaman bagi perempuan Indonesia.

Karena itu, Menteri mengimbau seluruh jajaran pelayanan kesehatan untuk terus membantu masyarakat terkait sosialisasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kanker payudara. "Pemberdayaan perempuan juga penting dilakukan untuk mencegah dan menghadapi penyakit itu," katanya.

Menteri Linda Gumelar mengatakan penyakit kanker payudara dapat menurunkan kualitas hidup perempuan karena banyak perempuan yang seharusnya masih bisa berkarya tapi kehilangan harapan hidup karena penyakitnya.

Lebih lanjut dia juga mengatakan, fokus utama untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan upaya pencegahan. Dia mengatakan, perempuan dewasa dan remaja putri perlu mendapat informasi mengenai pencegahan penyakit kanker sehingga dapat melindungi diri sendiri dan terhindar dari penyakit tersebut. "Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan mamografi," katanya.

Karena itu pihaknya akan terus mencari jalan keluar agar pelayanan mamografi dapat terjangkau dan terlayani bagi semua perempuan mulai dari perkotaan hingga pedesaan serta tingkat perempuan yang paling rentan.

sumber : Ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement