Jumat 12 Nov 2010 03:05 WIB

Penisilin "Menghilang", Harga Antibiotika Membumbung

Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah harus menyelamatkan antibiotik turunan penisilin yang menghilang sejak 3-4 tahun terakhir karena digantikan antibiotik dari jenis sefalosporin yang berkali-kali lipat lebih mahal. "Hilangnya penisilin di dunia membuat harga obat-obatan antibiotik menjadi mahal," kata Ketua Jurusan Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM Prof dr Iwan Dwiprahasto pada diskusi "Sinergi Unsur Akademisi, Bisnis, dan Pemerintah untuk Membangun Industri Bahan Baku Obat Antibiotik Turunan Beta Laktam" di Jakarta, Kamis.

Menurut Iwan, hilangnya penisilin karena zat itu dianggap tidak lagi memberi keuntungan bagi industri obat sehingga bahan bakunya sengaja tak diproduksi lagi.

"Alasan bahwa penisilin sudah resisten itu tidak masuk akal. Resisten itu hanya untuk jangka pendek, bukan jangka panjang. Stigmatisasi terhadap penisilin itu disengaja," katanya sambil menambahkan bahwa tidak ada bukti atau hasil survei resistensi penisilin di berbagai rumah sakit.

Ia mencontohkan, suatu jenis obat antibiotik penisilin yang harganya hanya Rp 18 ribu-Rp 24 ribu per ampul menjadi sekitar Rp 200 ribu per ampul setelah digantikan antibiotik dari jenis sefalosporin. "Padahal kasiat kedua jenis antibiotik beta-laktam ini sama saja," katanya.