REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN--Kepala Seksi Kesehatan Keluarga pada Dinas Kesehatan Jawa Timur Dian Islami mengatakan, di daerahnya 500 ibu hamil meninggal dunia setiap tahunnya.
"Kematian itu sebagian besar karena pendarahan, infeksi, maupun keracunan saat kehamilan. Rata-rata setiap hari ada satu atau dua ibu hamil yang meninggal," katanya saat menjadi pembicara dalam Seminar Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Pendopo Lokatantra Lamongan, Kamis (11/11).
Karena itu, kata Dian, diperlukan langkah nyata untuk pencegahan komplikasi kehamilan, terutama di wilayah pedesaan. Apalagi setiap ibu hamil mempunyai risiko mengalami komplikasi, walaupun telah mendapat perawatan yang baik selama masa kehamilan. "Satu dari enam ibu hamil mengalami komplikasi. Jika ibu hamil yang komplikasi sampai kekurangan darah, akan menyebabkan kematian," ujarnya.
Dikatakanya, ibu hamil yang mengalami komplikasi dapat diselamatkan jika mendapat pertolongan yang memadai dan tepat waktu. "Pelayanan gawat darurat yang sesuai juga bisa mencegah kematian pada ibu hamil," katanya.
Pencegahan kematian ibu hamil akibat komplikasi juga disosialisasikan melalui gerakan P4K, yakni meningkatkan peran suami, keluarga dan masyarakat yang difasilitasi bidan dalam perencanaan persalinan yang aman dan pencegahan komplikasi.
"Secara bertahap akan dibentuk kelompok kerja P4K di desa-desa. Kader P4K nantinya melakukan pendataan ibu hamil disertai data perkiraan waktu melahirkan, golongan darah dan rencana persalinan," kata Ketua TP PKK Lamongan, Mahdumah Fadeli.
Sementara data lengkap ibu hamil itu akan dicatat pula dalam sticker P4K yang ditempel di rumah bersangkutan. Dengan harapan, masyarakat sekitar juga bisa ikut berperan serta ketika seorang ibu hamil memerlukan pertolongan segera.