REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maraknya bencana alam yang terjadi belakangan ini mendongrak penjualan alat kesehatan (alkes).
Ketua Bidang Perdagangan dan Keagenan Gabungan Pengusaha Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab), Budi Prasetio, mengatakan, sejak bulan lalu, penjualan beberapa jenis alkes seperti masker dan infus mengalami kenaikan, walau dia tidak dapat merinci jumlahnya.
"Selain itu, pabrik masker di Bandung dan Surabaya sedang menggenjot produksinya," kata BUdi saat dihubungi wartawan, Selasa (16/11).
Namun, menurut Budi, sejauh ini penjualan alkes terbilang mandek jika dibandingkan tahun lalu. Jika tahun lalu industri alkes mencatat total penjualan sampai Rp 22 triliun, tahun ini penjualannya tak jauh berbeda. Padahal, hanya tersisa 1,5 bulan untuk merealisasikan target penjualan tahun ini. "Rata-rata pertumbuhan penjualan setiap tahun adalah sekitar 10-12 persen. Namun untuk tahun ini stagnan atau sama dengan tahun lalu," jelasnya.
Budi menjelaskan, pertumbuhan penjualan yang stagnan pada tahun ini terjadi karena jadwal belanja pemerintah yang mundur, dari Juli menjadi September. Padahal, kapasitas produksi industri alkes domestik terbatas sehingga banyak permintaan yang tidak dapat dipenuhi pihaknya. "Kami takut, tidak bisa delivery order on schedule, karena ada komponen yang harus diimpor, butuh waktu sekitar 75 hari," katanya.
Belanja pemerintah, kata Budi, merupakan faktor penting yang mendorong penjualan alkes di Tanah Air. Mengingat, sektor publik dapat menyerap hingga 60 persen konsumsi alkes di pasar domestik, sementara sisanya swasta. Karena pengunduran jadwal belanja pemerintah ini, dia memperkirakan total anggaran pemerintah untuk belanja alkes, hanya terserap kurang dari 80 persen pada tahun ini. Namun, dia mengaku tidak ingat besarannya dengan pasti.
Untuk memperluas pasar, Budi mengaku, pihaknya akan memperluas penetrasi ke pasar alkes di Eropa. Saat ini, pelaku industri alkes lokal mendapatkan pembinaan keahlian dari Belanda. "Dalam dua tahun ke depan, kami akan menjajaki ekspor ke Eropa," tegasnya.