REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Kasus flu burung (H5N1) yang dilaporkan mulai merebak di Samarinda, Kalimantan Timur sejak awal Januari 2011 kembali resahkan warga "Kota Tepian" itu.
Dilaporkan di Samarinda, Selasa bahwa sejumlah warga mengaku resah dengan penyakit yang mematikan itu, setelah mengetahui dari media massa tentang merebak kembali H5NI serta banyak ayam peliharaan yang mati mendadak.
Warga Kota Samarinda beberapa waktu lalu sempat diresahkan dengan kasus flu burung, setelah beberapa warga suspect H5N1. Salah seorang warga RT. 13 Kelurahan Mugirejo Kecamatan Sungai Pinang, Muslim mengaku, selama dua pekan terakhir sudah lebih 100 ekor ayam peliharaannya mati mendadak.
Virus flu burung yang sedang berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari. "Pada hari pertama, 30 ekor ayam saya tiba-tiba mati dan hingga saat ini sudah lebih 100 ekor yang mati. Kematian mendadak itu sudah berlangsung dua pekan dan rata-rata sebanyak 20 ekor per hariyang mati mendadak," ujar Muslim saat ditemui di rumahnya, Rabu.
Kematian mendadak ayam peliharaannya itu kata Muslim ditandai oleh kulit berwarna biru. "Sebelum tim dari Dinas Peternakan Kota Samarinda datang, kami sudah mencurigai gejala kematian ayam itu seperti terkena virus flu burung. Bangkai ayam yang mati itu langsung kami tanam setelah sebelumnya dibakar," katanya.
"Tim Dinas Peternakan baru turun sejak dua hari terakhir dan langsung melakukan penyemprotan pada kandang ayam milik warga serta membagikan disinfektan," ujar Muslim.
Muslim yang juga sebagai Ketua Desa Siaga Kelurahan Mugirejo mengaku sempat khawatir dengan merebaknya kasus flu burung tersebut.