REPUBLIKA.CO.ID,GARUT-Pemberitaan susu formula tercemar bakteri enterobacter sakazakii hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB) mempengaruhi penjualan susu untuk bayi tersebut. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejumlah penjaga toko yang menjual berbagai merk susu formula mengaku rata-rata penjualan menurun antara 10 hingga 20 persen dari jumlah penjualan setiap harinya.
Salah seorang penjaga toko di Jalan Ahmad Yani, Garut kota, Jamal, mengatakan kebanyakan pelangganya beralih membeli susu yang lebih mahal daripada harga umumnya karena dinilai aman dan terjamin.
"Sampai sekarang pemerintah belum mengumumkan nama-nama susu formula yang mengandung bakteri, tapi yang beli ke sini rata-rata memilih susu yang harganya lebih mahal karena dianggap aman," katanya.
Jamal, yang tidak ingin memberitahukan jumlah produk susu yang dijualnya setiap hari, mengatakan penurunannya sudah terjadi dalam sepekan terkahir setelah maraknya pemberitaan susu formula mengandung bakteri. Ia memprediksi penjualan akan terus menurun jika pemerintah tak mengumumkan merk susu yang mengandung bakteri kepada publik.
Pernyataan serupa disampaikan Andi (28), penjaga minimarket Khazanah Jalan Pembangunan, Garut kota. "Ada sekitar 10 persen penjualan susu menurun, saya berharap pemerintah secepatnya mengumumkan susu apa saja yang berbahaya dan mengadung bakteri," kata Andi.