REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR- Kepala Bagian/SMF Psikiatri Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, dr I Nyoman Ratep, mengatakan pihaknya dalam satu hari rata-rata merawat dua remaja yang mencoba melakukan tindakan bunuh diri.
"Pasien yang berperilaku seperti itu adalah remaja putri. Wanita cenderung merasa lebih lemah dan tidak mampu menyakiti orang lain. Mereka akhirnya menyakiti dirinya sendiri," kata I Nyoman Ratep di Denpasar, Bali, Jumat (18/2).
Ratep mengatakan kasus-kasus yang ditanganinya itu didominasi pasien berusia remaja. Hal itu bisa terjadi karena stadium perkembangan remaja memang paling riskan dan labil. Selain itu, mereka masih dalam upaya penemuan jati diri dengan cara melakukan sesuatu yang dilarang karena rasa ingin tahu untuk mencoba.
Mengenai jumlah kasus secara keseluruhan, pihaknya sejauh ini belum memegang datanya. Sebab, masih dilakukan rekapitulasi.
Pada kasus percobaan bunuh diri, Ratep menilai tidak semua pelaku memang benar-benar berniat mengakhiri hidupnya. Karena, sebagian di antaranya melakukan hal itu untuk mencari perhatian. Kesimpulan itu, katanya, berdasarkan beberapa kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan remaja dengan cara meminum obat nyamuk.
Ketika menanyakan kepada para pelaku mengenai motif tindakan bunuh dirinya, sebagian besar mengakui perilakunya itu sebagai tindakan bermotif cari perhatian. "Selain mencari perhatian, banyak kasus terjadi akibat adanya masalah pribadi ataupun terkait hubungan interpersonal, baik dengan teman maupun pacar," ujar Ratep.
Salah satu anjuran yang harus dilakukan jika sedang bermasalah adalah menceritakan permasalahan tersebut kepada orang yang dipercaya untuk mengurangi beban. Namun, lanjut Ratep, hal itu harus diimbangi sikap wajar dari orang yang menjadi tempat curahan hati atau konseling melalui kemampuannya menunjukkan rasa empati dan memberikan semangat hidup yang baik.