REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI - Menteri Kesehatan (Menkes), Endang Rahayu Sedyaningsih, di Jambi, Jumat (18/2) membantah bahwa pihaknya melindungi produsen susu formula yang diduga terkontaminasi bakteri enterobacter sakazakii.
"Siapa yang melindungi? Kita dan BPOM memang tidak punya data merek produsen susu formula. Sebab, pihak yang melakukan penelitian itu IPB (Institut Pertanian Bandung)," kata Endang seusai meninjau Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattater Jambi, Jumat (18/2).
Endang juga menegaskan bahwa pihaknya bukan berpura-pura tidak tahu merek susu formula yang mengandung "enterobacter sakazakii" itu. Sebab, selama penelitian yang dilakukan IPB pada April hingga Juni 2006 itu tidak ada laporan yang diterimanya. ''IPB yang melakukan penelitian. Lalu IPB mempublikasikan hasil penelitian, bukan merek susu formula,'' ujar Menkes.
Menkes mengaku tidak memiliki kewenangan untuk menginstruksikan IPB membeberkan merek susu formula itu. "Penelitinya dari IPB. Jadi, seharusya rektor yang mengintruksikan penelitinya untuk mempublikasikannya," jelasnya.
Menurut Menkes, pemerintah tidak pernah menganjurkan bayi umur 0 hingga 12 bulan mengkonsumsi susu formula. Sebab, susu formula merek apa pun tidak bagus untuk bayi yang baru lahir hingga usia setahun.
Endang mengimbau kepada para ibu untuk lebih banyak memberikan ASI kepada bayinya sejak lahir.
Menurut dia, penelitian yang dilakukan selama 14 tahun terhadap ASI diketahui ASI memberikan manfaat sangat besar untuk anak. Yakni mengurangi autism, meningkatkan kecerdasan anak, dan kekebalan.
Namun begitu, Menkes menjamin keamanan dan kesehatan susu formula yang beredar. Ia mengingatkan bahwa pemanfaatan susu formula ini harus mengikuti aturan yang ada.