REPUBLIKA.CO.ID,BATAM - Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, mengatakan bakteri Enterobacter Sakazakii bersifat akut atau menjangkiti segera. Karena itu, gejala penyakit akan segera muncul setelah susu formula berbakteri Enterobacter Sakazakii dikonsumsi.
"Jadi kalau yang mengkonsumsi susu saat itu tidak sakit, maka ia tidak sakit," kata Endang dalam konferensi pers Rakorkesnas 2011 di Batam, Selasa (8/3).
Menkes menjelaskan bahwa bakteri Enterobacter Sakazakii juga tidak bersifat carrier (pembawa) atau dormant (tidur di tubuh penderita) sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan dampak bakteri tersebut. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga belum pernah mendapatkan laporan mengenai bayi atau balita yang sakit akibat terjangkit Enterobacter Sakazakii lewat konsumsi susu formula.
Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan pengujian terhadap sampel susu formula yang beredar di pasar sejak 2008. Pemerintah tidak menemukan adanya susu yang tercemar bakteri Enterobacter Sakazakii.
Untuk meyakinkan masyarakat, Badan Litbang Kemenkes bersama BPOM akan melakukan pengujian kembali seluruh sampel susu di pasaran untuk mencari cemaran seluruh bakteri, bukan hanya Enterobacter Sakazakii.
"Pengujian membutuhkan waktu sekitar enam bulan. Hasilnya nanti akan kita umumkan ke masyarakat," janji Menkes.