Rabu 31 Mar 2010 23:43 WIB

Studi: Katak Beri Peringatan Dini Gempa

Red: Ririn Sjafriani

Selama bertahun-tahun umat manusia sangat mengidamkan alat yang dapat memberikan peringatan dini bila gempa bakal terjadi. Namun, jika satu dokumen ilmiah yang disiarkan Rabu (30/3) terbukti benar, manusia akhirnya mungkin telah menemukan benda jitu yang bisa menentukan bakal terjadi gempa.

Harapan terbaik mengenai peramal gempa diduga berada pada katak, hewan amfibi kecil yang berwarna coklat dan memiliki benjolan di kepala, kata dokumen tersebut.

Katak jantan biasa (Bufo bufo) memberi peringatan lima hari sebelum gempa yang memporak-porandakan kota kecil L'Aquila di Italia tengah pada 6 April 2009. Bencana alam itu menewaskan lebih dari 300 orang dan membuat 40.000 lagi kehilangan tempat tinggal, kata studi tersebut.

Ahli biologi Rachel Grant dari Open University, Inggris, melancarkan proyek pemantauan katak di Danau San Ruffino, 74 kilometer di sebelah utara L'Aquila, 10 hari sebelum gempa dengan kekuatan 6,3 pada skala richter mengguncang.

Timnya yang terdiri atas dua orang mengamati tempat tersebut selama 29 hari, dan menghitung jumlah katak serta mengukur temperatur, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan, dan kondisi lain.

Sampai 28 Maret, lebih dari 90 katak jantan telah berkumpul untuk musim berkembang-biak, tapi dua hari kemudian, jumlahnya tiba-tiba merosot, Grant melaporkan.

Hingga 1 April, lima hari sebelum gempa, 96 persen katak jantan telah melarikan diri, kata Grant sebagaimana dilaporkan kantor berita Prancis, AFP.

Beberapa puluh katak kembali lagi pada 9 April untuk menikmati purnama penuh, yang diketahui sebagai masa bercumbu bagi katak, kendati jumlahnya sebanyak 50-80 persen lebih sedikit dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Setelah puncak kecil itu, jumlah katak tersebut berkurang lagi, tapi bertambah lagi secara mencolok pada 15 April, dua hari setelah gempa kuat utama yang terakhir, yang tercatat 4,5 atau lebih pada skala richter.

Selain itu, jumlah katak yang berpasangan di tempat perkembang-biakan juga anjlok sampai nol tiga hari sebelum gempa. Dan tak ditemukan telur baru di tempat itu dari 6 April sampai gempa susulan kuat terakhir. Grant mengatakan prilaku katak tersebut adalah "perubahan besar" bagi spesies itu.

Segera setelah katak jantan berkumpul di tempat perkembang-biakan, mereka biasanya tak pernah pergi sampai musim kawin tahunan berlalu, katanya.

Grant, yang ingin menjawab teka-teki tersebut, memperoleh pengukuran Rusia mengenai kegiatan eleltrik dan ionosfir, lapisan elektromagnetik paling atas di atmosfir, yang diperoleh melalui penerima gelombang radio frekuensi sangat rendah (VLF).

Dua masa pengungsian katak secara besar-besaran bertepatan dengan ledakan gangguan VLF.

Penelitian sebelumnya telah memberikan gangguan pada ionosfir karena keluarnya "radon", gas radioaktif yang digerakkan di bawah tanah, atau gelombang daya-tarik Bumi sebelum gempa, meskipun kebanyakan mengenai fenomena itu tidak jelas.

"Temuan kami menunjukkan bahwa katak dapat mendeteksi petunjuk pra-gempa seperti keluarnya gas dan mengeluarkan partikel, dan menggunakan data ini sebagai bentuk sistem peringatan dini," kata Grant dalam penelitian yang disiarkan dalam Journal of Zoology oleh Zoological Society of London.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement