Sabtu 03 Apr 2010 23:15 WIB

Populasi Gajah di Bengkulu Makin Menyusut

BENGKULU--Populasi gajah di Provinsi Bengkulu terus menurun, akibat maraknya pembukaan kawasan hutan dan pembalakan kayu secara diam-diam yang masih terus berlangsung.

Pada tahun 2005, jumlah gajah di wilayah Bengkulu Utara dan Muko Muko, diperkirakan sekitar 200 ekor, namun belakangan tinggal 100 ekor lagi, akibat berbagai gangguan termasuk pemburuan liar dan berkurangnya habitat hewan dilindungi itu, kata Kepala Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Bengkulu Andi Basra melalui Kabag TU Supartono, Sabtu (3/3).

Gajah liar itu selama ini masih betahan pada kawasan hutan koredor yang menghubungkan pusat latihan gajah (PLG) Seblat dengan hutan Taman Nasional Krinci Seblat(TNKS) di wilayah setempat, namun kawasan itu sekarang sudah menjadi kebun masyarakat dan pemukiman baru, katanya.

Hilangnya pupolasi gajah liar yang mencapai 50 persen itu sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar, apa mati akibat dibunuh pemilik kebun liar dalam kawasan atau lari masuk hutan TNKS ke wilayah provinsi lain, katanya.

Gerombolan gajah liar itu masih terlihat utuh sekitar tahun 2005 lalu, namun sekarang diperkirakan tinggal 100 ekor, hidupnya sudah terpencar pencar akibat kawasan hutan koridor tersebut rusak.

Sebelumnya, habitat gajah liar itu berada pada kawasan hutan produksi terbatas (HPT) sekarang sudah menjadi kebun masyarakat, gerombolan gajah liar itu diperkirakan lari ke kawasan hutan koridor menghubungkan hutan PLG dengan TNKS.

Kawasan hutan produksi terbatas(HPT) Lebong Kandis I,II, SP 8, Ipuh, Aiir Rami, sampai saat ini sudah hancur total dan berubah menjadi kebun kelapa sawit masyarakat pendatang.

"Kami sangat menyesalkan pihak Pemkab Bengkulu Utara kurang serius memberantas pembukaan kawasan hutan koredor tersebut, sehingga saat ini sudah menjadi perkampungan baru dan bahkan sudah ada sekolah jarak jauh bagi keluarga perambah setempat," ujarnya.

Pemerintah daerah sekarang lebih cenderung menangani proyek pemerintah saja, ketimbang mengurusi perambah yang merusak kawasan hutan sebagai paru-paru dunia, keluhnya.

Aswin, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam(BKSDA) Bengkulu, secara terpisah mengakui, bahwa populasi gajah liar di Bengkulu utara saat ini sudah makin berkurang.

PLG berupaya untuk menggiring gerombolan gajah yang masih ada itu ke kawasan hutan PLG yang luasnya sekitar 6.800 ha, namun di sekitar kawasan hutan PLG itu juga sudah mulai dirambah warga.

Bila kawasan hutan PLG tersebut tidak dipertahankan, maka terancam gundul terlebih gelombang perambah makin deras masuk dan berlomba menghabiskan kawasan HPT Bukit Kndis disekitar itu, katanya.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement