Kamis 08 Apr 2010 01:24 WIB

40 Juta Hektar Hutan di Indonesia Gundul

Rep: m as\'adi/ Red: Endro Yuwanto

WONOSOBO--Menteri Kehutanan (Menhut), Zulkifli Hasan, mengatakan, saat ini 40 juta hektar hutan di Indonesia sudah tidak ada hutannya lagi alias gundul. Secara nasional, kata Zulkifli, luasan hutan di Indonesia mencapai 130 juta hektar.

Selain yang sudah tidak ada hutannya tersebut, masih ada 40 juta hektare hutan primer yang masih bagus, 48 juta hektare hutan kritis atau separoh masih ada dan separoh rusak.

''Itu adalah kondisi hutan kita yang ada saat ini,'' kata Zulkifli usai melakukan pencanangan penanaman satu miliar pohon di Kawasan Dieng di Desa Buntu, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah (Jateng) Rabu (7/4).

Saat ini, kata Zulkifli, terus dilakukan upaya pemulihan serta perbaikan hutan-hutan yang ada di Indonesia. Menurut dia, Provinsi Jawa Tengah menjadi daerah percontohan konservasi lahan kritis bagi daerah lain.

Hal itu, ujar Zulkifli, karena masyarakat Jawa Tengah memiliki budaya tanam cukup tinggi. ''Melihat budaya tanam masyarakat Jateng cukup tinggi, maka daerah ini menjadi model dan andalan dalam upaya konservasi bagi Kementerian Kehutanan,'' jelasnya..

Menhut pun berharap, dengan pencanangan penanaman semiliar pohon di Buntu tersebut, memicu semakin tingginya kepedulian masyarakat terhadap upaya konservasi. Sehingga dalam waktu yang tidak relatif lama, penanaman satu miliar pohon yang dilaksanakan di Jateng bisa mencapai target.

Dalam kesempatan itu Menhut juga mengingat agar masyarakat tidak menanami kawasan hutan dengan tanaman semusim. Gunung, katanya, merupakan kawasan konservasi yang tidak boleh dirusak. Sebaliknya, gunung harus dilestarikan flora maupun faunanya sebagai cagar alam.''Masyarakat harus menyadari bahwa kawasan lereng merupakan resapan air, sehingga harus ditanami tanaman keras, bukan untuk menanam jenis tanaman semusim,'' tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement