REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Peneliti Senior Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Elizabeth A Widjaja mengatakan bahwa Pulau Jawa kehilangan keanekaragaman flora sangat banyak."Pulau Jawa merupakan pulau terbesar di Indonesia yang mengalami banyak perubahan dan perkembangan, sekaligus tempat yang paling banyak mengalami kerusakan habitat flora," katanya di Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI di kompleks "Cibinong Science Center" (CSC) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Ia mengatakan, di Pulau Jawa terdapat 6.773 jenis (species) tumbuhan terdiri dari 6.258 jenis tumbuhan berbunga, dan 515 jenis tumbuhan paku.Dari database yang tersimpan di Herbarium Bogoriense tercatat menyimpan dua juta specimen (satu lembar) berasal dari Indonesia, dan daerah lain di kawasan Malesia.
Spesimen dari Pulau Jawa yang sudah didata baru 24,578 persen specimen yang terdiri dari 4.365 jenis, atau 64,44 persen dari total jenis tumbuhan di Pulau Jawa.Berdasarkan data pustaka diketahui ada 288 jenis tumbuhan endemik di Pulau Jawa.Jumlah tumbuhan endemik Jawa yang tertinggi ada di Jawa Barat sebanyak 33,7 persen, Jawa Timur 32,9 persen, dan Jawa Tengah sebanyak 13,9 persen.
Elizabeth mengatakan dari hasil monitoring dan penelitian yang dilakukan selama satu tahun diperoleh data bahwa 15 persen dari 288 jenis tumbuhan itu masih ada tumbuhan liar di hutan, sedangkan sisanya belum diketahui."Hasil penelitian selama satu tahun kita sudah meng-cover wilayah seluruh Pulau jawa, Jawa Barat 70 persen, Jawa Tengah 80 persen, dan Jawa Timur 60 persen," katanya.
Dari penelitian itu, kata dia hasilnya dari 288 jenis yang ada baru ditemukan 15 persen, sisanya hilang belum diketahui.Namun, ia mejelaskan jumlah ini belum berarti bahwa jenis tersebut sudah hilang, kecuali apabila dilihat dari peta bahwa area tempat tumbuhnya sudah beralif fungsi dari hutan menjadi areal pertanian maupun permukiman.
"Dalam penelitian kita menggunakan peta citra Lansat Pulau Jawa yang ada ditumpang tindihkan dengan peta tata guna hutan. Dari sana kita bisa melihat titik-titik mana yang kawasan hutannya sudah beralih fungsi, dan dipastikan jenis tumbuhan yang ada disana telah hilang," katanya.
Telah beralihnya fungsi lahan hutan di Pulau Jawa menjadi daerah pedesaan, industri, dan pertanian, mengakibatkan keanekaragaman hayati flora hilang. Padahal, menurut dia, hutan memiliki fungsi melindungi pengelolaan daerah aliran air sungai, mengontrol erosi, mengkonservasi air, dan lain-lainnya.
Kondisi ini, kata Elizabeth sangat tidak baik untuk ekosistem alam dan kehidupan manusia. Kondisi itu, menurut dia dapat menurunkan kapasitas manusia untuk mempertahankan hidup di dunia, dan membuat menusia selangkah lebih dekat pada kepunahan diri sendiri. Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjaga keanekaragaman hayati agar kelestarian makhluk hidup tetap terjaga, sehingga tidak terjadi kerusakan alam yang berdampak buruk bagi kehidupan manusia.