REPUBLIKA.CO.ID,LOS ANGELES--Air tanah yang tercemar dapat menemukan jalan ke laut, sehingga menunjukkan hubungan langsung antara sistem septik dan pencemaran pantai, demikian hasil satu studi baru.
Dalam studi pertama yang semacamnya, para peneliti dari Standord University telah melacak aliran air tanah yang tercemar dari tempat penampungan kotoran ke salah satu pantai rekreasi terkenal di Northern California.
Para peneliti tersebut mengatakan temuan mereka dapat menjadi langkah penting ke arah peningkatan pengelolaan air tanah di masyarakat pantai di seluruh Amerika Serikat. Sejak 2008, para peneliti itu telah mengkaji aliran air tanah dari sistem septik yang sangat besar di Stinson Beach, tujuan favorit orang yang ingin berenang dan berselancar, sekitar 36 kilometer di sebelah utara San Francisco.
Untuk melacak pencemaran air tanah di Stinson Beach, para peneliti tersebut membuat jaringan kerja 120 sumur pemantauan di dekat sistem septik yang sangat besar di dekat satu tempat parkir pantai yang mengumpulkan air tanah dari toilet umum dan rumah-rumah di dekatnya. Hasil pemeriksaan itu mengungkapkan konsentrasi rendah bakteri penunjuk tinja --mikroba yang digunakan oleh para pejabat kesehatan untuk menilai kualitas air bagi lingkungan pantai.
Kendati sedikit mikroba dapat ke luar dari daerah pantai tersebut dalam keadaan hidup, para ilmuwan itu menemukan bulu-bulu air tanah yang diperkaya nitrogen yang mengalir melalui tanah menuju samudra.
Berbagai studi telah memperlihatkan bahwa nitrogen yang melampaui batas dapat mengakibatkan bunga-bunga berbahaya phytoplankton dan ganggang lain yang mencekik oksigen di perairan pantai.
Sebelum studi saat ini, para ilmuwan tak pernah mengamati secara terperinci bulu-bulu air tanah yang tercemar yang mengalir dari sistem penampungan tinja ke laut. "Aliran air tanah langsung ke samudra sangat sulit diukur," kata Alenandria Boehm, pembantu profesor rekayasa sipil dan lingkungan hidup di Stanford.
"Kami harap pekerjaa ini akan meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya air tanah sebagai satu sumber polusi, dan masyarakat pantai akanmeneliti sumber ini ketika mempertimbangkan berbagai upaya pelestarian," kata Boehm di dalam satu siaran pers universitas yang disiarkan, Kamis (20/5).