REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Pabrik pupuk petroganik pertama di Indonesia yang dikelola PD Mitra Patriot Kota Bekasi beroperasi dengan kapasitas maksimum 40 ton per hari. Direktur Utama PD Mitra Patriot, Machmud Bermawi, di Bekasi, Minggu (6/6), mengatakan, pupuk yang dibuat dengan bahan baku bokashi kotoran ayam/sapi 34 persen, kapur pertanian 15 persen, mixtro satu persen dan sisanya kompos tersebut kini siap dipasarkan untuk petani di Indonesia.
Dalam memproduksi pupuk tersebut, perusahaan bekerja sama operasi dengan PT Simpang Dua Jaya, asosiasi pengumpul sampah, sementara seluruh produksi ditampung PT Petrokimia Gresik. Ia mengatakan kualitas pupuk organik tersebut sangat baik karena diolah dengan cara yang tepat dan telah melalui tahap uji coba.
Dalam proses pembuatannya pupuk dicampur menggunakan mixer, kemudian dilakukan proses granulasi dan dikeringkan paa mesin rotary dryer. Hasil proses didinginkan dan dilakukan pengayakan pada ukuran 2-5 mm. "Pupuk selanjutnya dikemas dalam karung ukuran 40 kg dengan kode P-170. Pada kemasan tertulis pemasaran dalam pengawasan artinya pupuk tersebut disubsidi pemerintah dan dipasarkan terbatas," ujarnya.
Direktur Produksi PD Mitra Patriot Abdul Hadi mengatakan, investasi untuk membangun pabrik dan mesin mencapai Rp3,7 Miliar. Pihak Petrokimia Gresik membeli pupuk alami tersebut seharga Rp1.130/kg. Selama 2010 produksi diharapkan bisa mencapai 9 juta kg.
"Dengan harga pembelian sebesar Rp1.130/kg, kami mendapatkan margin keuntungan memadai yang akan menjadi sumber PAD," ujarnya. Bahan baku sampah yang dihasilkan dari 12 pasar tradisional di Kota Bekasi mencapai 12 ton per hari ditambah sampah rumah tangga sehingga bahan baku dari sampah tersedia cukup meski mesin berproduksi maksimal.
Ia mengatakan, sampah dari rumah tangga dan pasar dipisahkan menjadi dua bagian yaitu organik dan nonorganik. Sampah organik dicacah dan dikemas untuk difermentasi selama 21 hari, selanjutnya dikeringkan dan di cruiser.
"Kami membeli sampah yang sudah dicacah dari asosiasi sebesar Rp50/kg dan sampah organik yang sudah diolah hingga membentuk tepung Rp400/kg. Sampah itulah yang menjadi bahan baku utama pupuk petrokimia tersebut," ujarnya.
Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhamad Hatta ketika meninjau pabrik tersebut menyatakan, terobosan yang dilakukan PD Mitra Patriot memanfaatkan sampah menjadi pupuk organik patut diberikan apresiasi. Ia mengatakan, pupuk organik dibutuhkan untuk menghasilkan produk makanan organik yang kini makin diminati masyarakat. Selain itu media tanam, yakni tanah, memiliki daya tahan untuk terus-menerus dijejali pupuk kimia.
Hal membanggakan, menurut Menteri, pabrik pupuk tersebut juga mengubah citra sampah yang kotor, berbau dan mencemari lingkungan menjadi sesuati yang bernilai ekonomis. "Saya gembira dengan beroperasinya pabrik pupuk petroganik tersebut apalagi keberadaannya mampu menyerap banyak tenaga kerja warga sekitar," ujar Menteri.