Ahad 27 Jun 2010 00:09 WIB

Kadar Racun Tinggi di Ikan Paus Ancaman Pula Bagi Manusia

Rep: Dewi Mardiani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari

REPUBLIKA.CO.ID, Bahaya mengancam jutaan manusia yang tergantung pada makanan laut (seafood). Tumpahan minyak di laut membuat kandungan racun dan logam berat begitu tinggi pada hewan laut. Fakta mengejutkan, kandungan kedua unsur tadi ditemukan dalam kadar tinggi di ikan paus jenis Sperm.

Temuan ini terungkap oleh para ilmuwan Amerika. Laporan para ilmuwan pada 24 Juni, pekan lalu, dari Agadir, Maroko, mencatat tingginya jumlah kadmium, aluminium, kromium, lead, perak, merkuri dan titanium dalam sampel jaringan yang diambil dengan senapan tombak dari sekitar seribu ikan paus selama lima tahun ini.

Sampel itu diambil dari perairan dekat kutub hingga ke ekuator. Ikan-ikan paus itu memperlihatkan kecenderungan terkena polutan yang diduga dihasilkan oleh manusia sejauh ribuan mil.

''Saya pikir, kontaminasi ini mengancam suplai makanan manusia. Kandungan itu mengancam ikan-ikan paus dan hewan lainnya yang hidup di samudera laut,'' kata pakar biologi Roger Payne, yang juga pendiri dan presiden Ocean Alliance, kelompok penelitian dan konservasi yang melaporkan hasil-hasil penelitiannya.

Para peneliti menemukan merkuri ada di 16 per sejuta di ikan paus. Ikan lainnya yang juga mengandung merkuri tinggi adalah ikan hiu dan ikan pedang. Pakar kesehatan bahkan memperingatkan agar anak-anak dan ibu hamil untuk tak mengonsumsi jenis makanan yang mengandung merkuri sebanyak satu per sejuta.

''Seluruh kehidupan laut dipenuhi rangkaian kontaminan yang dilepaskan oleh manusia sendiri,'' kata Payne yang disampaikan di sela-sela pertemuan tahunan Komisi Ikan Paus Internasional. Ia menatakan ikan paus Sperm berada di puncak rantai makanan. Ikan ini menyerap kontaminan dan mewariskannya ke generasi berikutnya ketika betinanya melahirkan.

Pada puncaknya, kata dia, kontaminan itu membahayakan makanan laut yang menjadi sumber protein utama untuk satu miliar penduduk dunia. ''Anda bisa berdebat keras bahwa ini ancaman kesehatan tunggal terbesar yang pernah dihadapi spesies manusia. Saya duga, semua akan memperpendek masa hidup jika memang inilah yang terjadi sekarang,''

Ada pula yang sangat menggemparkan, kata Payne, yaitu temuan tingginya konsentrasi aluminium. Logam ini sering digunakan dalam bahan pengemasan, pembungkus makanan, dan pengolahan air.

Pengaruhnya memang belum diketahui. Hanya, konsekuensi adanya logam berat itu menakutkan bagi ikan paus, juga manusia. ''Saya tak melihat prospek masa depan untuk spesies ikan paus, kecuali kepunahan. Hal ini tak diprediksi oleh setiap orang, juga pemerintah mana pun juga. Tapi, ini bisa terjadi.'

Dia menilai, tim dengan dana 5 juta dolar AS ini menghasilkan laporan yang paling komprehensif tentang polutan di laut. Komisioner Ikan Paus AS Monica Medina menyampaikan, ada 88 negara anggota dari komisi ikan paus dari laporan ini dan mendorong komisi untuk bertindak lebih jauh dari penelitian tersebut. Laporannya tepat sesuai target untuk mengangkat isu kritis bagi manusia, demikian juga bagi ikan paus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement