REPUBLIKA.CO.ID Pembangkit listrik tenaga batu bara, Waigaoqiao III adalah yang paling modern di dunia. Sepertiga kebutuhan listrik kota metropolitan Shanghai diproduksi di pembangkit ini. Istalasi itu adalah proyek unggulan Cina. Dengan menggunakan turbin produksi perusahaan Jerman Siemens, efisiensinya mencapai 46 persen.
Ini artinya, kebutuhan batu baranya lebih hemat 25% dibanding instalasi yang tidak memiliki teknik baru. Ini penting di Cina yang sedang mengalami "boom". Menurut organisasi International Energy Agency (IEA), negara itu menjadi pengguna energi terbesar di dunia. Itu ditampik pemerintah Cina.
"Kami pikir, IEA tidak benar-benar mengerti situasi di Cina," demikian reaksi juru bicara badan energi Zhou Xi'an. Menurutnya, IEA terutama tidak mengerti upaya Cina untuk menghemat energi, mengurangi emisi dan mengembangkan sumber energi baru.
Selama ini Cina tidak menjadi anggota IEA. Itu disesalkan organisasi, yang berkantor pusat di Paris tersebut. Menteri Lingkungan Hidup Jerman Norbert Röttgen juga berusaha menghidupkan dialog saat ia berkunjung terakhir kalinya ke Cina.
Röttgen mengatakan,"Itu penting bagi kemitraan dalam perlindungan iklim, baik dari segi teknik maupun bagi politik internasional. Cina masih enggan dalam hal tanggung jawab internasional juga pengertiannya. Karena itulah ini penting, supaya terus menjalin pembicaraan. Kita harus lebih sering berdialog dan itu tidak akan segera berubah, tetapi lambat-laun pasti ada hasilnya. Memang sulit dan melelahkan, tapi harus dilakukan.“
Situasi Cina
Zheng Fangneng dari Departemen Teknologi Cina menjelaskan situasinya dalam forum expo Uni Eropa yang diselenggarakan di Shanghai baru-baru ini. Fangneng mengatakan, "Pembagian sumber energi kami tidak merata. Dampaknya, batu bara dari utara dikirim ke selatan, pembangkit tenaga air dan gas, dari barat ke timur. Ini menyebabkan konflik."
Ia menambahkan, "Perkembangan ekonomi Cina tergantung pada batu bara. 2008 hampir 70% energi kami berasal dari batu bara. Konsumsi batu bara Cina jumlahnya lebih dari sepertiga konsumsi dunia. Cina adalah konsumen minyak kedua terbesar dan importir minyak ketiga terbesar di dunia.“
Cina juga akan menjadi negara pertama yang tidak menggunakan minyak bumi lagi. Sejak mantan manajer Audi Wan Gang menjadi menteri riset di negaranya, Cina mendapat keuntungan dalam memajukan produksi mobil listrik. Wan Gang memprediksi, dalam lima tahun Cina akan memproduksi sekitar satu setengah sampai dua juta kendaraan tersebut. Dalam lima tahun kendaraan produksi Cina akan mampu bersaing.
Defisit Lain
Tetapi jika kuota penggunaan batu bara masih setinggi sekarang, masalah penggunaan energi yang tidak efisien dan merusak lingkungan tidak akan terpecahkan. Jika dibandingkan, Cina menggunakan terlalu banyak energi. Menurut pendapat Badan Energi Internasional (IEA), AS mampu lebih cepat beralih ke teknologi hemat energi daripada Cina.
Li Zuojun dari pusat penelitian Dewan Kenegaraan Cina juga melihat defisit dalam jaringan listrik. Ia berharap negaranya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi dengan mengembangkan jaringan listrik yang cangggih. Ini hanya dapat tercapai jika Cina memperbaiki politiknya, tetapi terutama juga teknologinya. Demikian Li Zuojun. Sejumlah besar proyek penelitian menyebabkan Cina berhubungan erat dengan Uni Eropa, terutama dalam sektor energi.