Selasa 27 Jul 2010 06:14 WIB

Soros Pelajari Permasalahan Hutan di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID,GIANYAR--Penasehat khusus untuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang perubahan iklim George Soros mempelajari permasalahan kehutanan di Indonesia dalam kunjungannya ke sejumlah kawasan hutan Indonesia. "Dia belajar dari permasalahan hutan di Indonesia. Dia paham betul bahwa untuk mencegah deforestasi diperlukan modal untuk menghidupkan ekonomi," kata Staf Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Agus Purnomo, di Istana Tampaksiring Bali, Senin malam.

Presiden Yudhoyono pada Senin petang melakukan pertemuan dengan Soros di Wisma Negara, Istana Tampaksiring guna membahas temuan-temuan Soros selama melakukan perjalanan di sejumlah daerah di Indonesia. "Kalau maling kenapa tidak ditangkap? Ya gimana mau ditangkap karena dia mencuri karena tidak ada sumber pendapatan lain," katanya.

Soros, kata dia, telah melakukan perjalanan ke sejumlah kawasan hutan di Indonesia. "Misalnya mendatangi Aceh, kemarin baru dari tengah-tengah hutan di Kalimantan Tengah, melihat juga lahan gambut, dan kemudian besok ke Kalimantan Timur dan lusa ke Papua," katanya.

Menurut Agus, sekembalinya Soros dari Papua akan kembali dilakukan pertemuan. "Kita akan bertemu kembali pada Kamis malam atau Jumat pagi untuk mendengarkan tambahan dari pengamatan dia," katanya.

Presiden, kata Agus, juga telah mengarahkan agar langkah-langkah yang sedang disiapkan saat ini dikonsolidasi agar dapat dihasilkan daftar yang jelas mengenai apa yang telah dan akan dilakukan. Dalam pertemuan itu, menurut Agus, Soros juga menanyakan mengenai kemajuan yang sudah dicapai dalam penerapan Letter of Intent Indonesia-Norwegia tentang kehutanan --Norwegia berkomitmen 1 miliar dolar AS jika Indonesia menjaga hutannya.

Presiden sore itu didampingi oleh antara lain Menteri Kehutanan Zulkifli Hassan, Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta dan Mensesneg Sudi Silalahi. Sebelumnya pada Mei lalu Presiden juga pernah menerima Soros di Kantor Kepresidenan, Jakarta.

Dalam pertemuan Mei lalu, Presiden menyampaikan harapan kepada Soros agar negara-negara di dunia dapat berbuat lebih meningkatkan hasil dari konferensi di Kopenhagen, Denmark pada Desember 2009, agar dapat dirumuskan pengganti Protokol Kyoto yang akan berakhir pada 2012.

sumber : ant
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement