Kamis 05 Aug 2010 05:35 WIB

Jalur Steril, Penumpang Busway Bertambah

Rep: Shally Pristine/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Penumpang bus Transjakarta meningkat selama sterilisasi jalur. Kenaikan jumlah penumpang ini disebabkan meningkatnya laju bus yang sebelumnya hanya 20 kilometer per jam menjadi 50 kilometer per jam.

Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono memaparkan, di Koridor I, jumlah penumpang sekarang mencapai 77.136 penumpang dan itu jauh meningkat dibanding sebelum sterilisasi yang hanya mencapai 69.578 penumpang. Dengan demikian, ada peningkatan hingga 10,86 persen selama sterilisasi diberlakukan di jalur yang menghubungkan Blok M-Kota tersebut.

Sedangkan, di Koridor III ada peningkatan hingga 14,35 persen atau sebanyak 33.134 penumpang yang semula hanya 28.975 penumpang. Lalu, di Koridor V, meningkat 19,52 persen dari jumlah sebelumnya hanya 25.134 penumpang menjadi 30.041 penumpang. Dan yang terakhir, di Koridor VI, kenaikan juga terjadi sebanyak 14,25 persen, sebelumnya 24.410 penumpang menjadi 27.402 penumpang.

Menurut Pristono, munculnya kenaikan jumlah penumpang itu, bisa terjadi karena penumpang sudah merasakan kenyamanan busway dengan waktu tempuh yang lebih cepat. Kemudian, dengan perbaikan waktu tempuh tersebut, penumpang yang bisa terangkut juga bisa menjadi lebih banyak. ''Ini diharapkan bisa menjadi lebih baik lagi besok dan besoknya lagi,'' kata Pristono, Rabu (4/8).

Selain mengintensifkan sterilisasi jalur busway, untuk mengurai kemacetan lalu lintas, Pemprov DKI kini tengah membidik penertiban jalur putaran balik (U turn). Antara lain yang akan ditertibkan, putaran balik ruas di sekitar Semanggi, Jakarta Selatan.

Pristono mengatakan, jumlah putaran balik saat ini memang sangat banyak. Menurutnya, ada beberapa putaran balik yang tidak diperlukan. ’’Dan, yang tidak diperlukan itu yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Itu jelas sangat mengganggu,’’ katanya.

Dijelaskan Pristono, keberadaan putaran balik memang sampai kapan pun akan tetap diperlukan di ruas jalan yang ada. Namun, sebaiknya putaran balik itu diseleksi dari sekarang, karena akan lebih efektif dan bisa meminimalisasi kemacetan. Idealnya, kata dia, cukup dua putaran balik saja di satu ruas jalan dari satu lampu merah ke lampu merah berikutnya.

Hingga saat ini, lanjutnya, putaran balik yang dianggap sudah tidak efektif mulai ditertibkan. Salah satunya, putaran balik yang ada di dekat Pejaten, Jakarta Selatan. Karena putaran balik tersebut dianggap sudah mengganggu ketertiban lalu lintas.

Dari data yang dimiliki Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya, saat ini di DKI Jakarta terdapat sedikitnya 51 titik putaran balik. Putaran balik tersebut menimbulkan kemacetan parah. Dari semua titik tersebut, belum ada satu pun yang ditertibkan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli, mengatakan, Polda Metro Jaya akan melaporkan semua titik putaran balik penyebab kemacetan tersebut ke Pemprov DKI. "Diharapkan Pemprov DKI bisa segera menindaklanjutinya," jelas Boy.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement