REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Penelitian mencatat lebih dari sepertiga spesies mamalia yang telah hilang atau punah telah ditemukan kembali. Menurut PBB, spesies menghadapi tingkat kecepatan pemunahan karena faktor pencemaran, perubahan iklim, hilangnya habitat spesies tersebut, dan perburuan spesies yang membuat tingkat kerugian pada ekosistem alam dan ekonomi semakin besar.
Para peneliti di Universitas Queensland Australia mengatakan pemahaman yang lebih terhadap pola kepunahan bisa menjadi sumber untuk menemukan dan melindungi spesies yang masuk dalam daftar punah sebelum terlambat. "Di masa lalu masyarakat sangat senang melihat spesies yang ditemukan lagi tapi mereka tidak melihat gambaran yang lebih besar lagi dan menyadari hal itu sebagai suatu yang serius" kata penulis utama penelitian pada universitas tersebut, Diana Fisher.
Fisher dan rekannya, Simon Blomberg mempelajari data pada tingkat penemuan kembali mamalia yang hilang untuk mendeteksi penyebab kepunahannya. Mereka juga ingin melihat faktor yang mempengaruhi kemungkinan penemuan kembali. Mereka menemukan bahwa spesies dipengaruhi oleh hilangnya habitat spesies itu sendiri, yang jauh lebih mungkin lagi adalah kesalahan klasifikasi kepunahan atau kehilangan spesies yang disebabkan oleh predator atau penyakit.
PBB akan mengadakan pertemuan di Jepang bulan depan untuk negara-negara yang setuju memerangi kepunahan tanaman dan hewan dengan cara menyediakan udara dan air bersih serta obat-obatan dan tanaman. Fisher mengatakan bahwan menemukan spesies yang hilang menyebabkan program perlindungan terhadap tanaman dan hewan yang terancam punah bisa sukses kembali.