Selasa 02 Nov 2010 03:52 WIB

Pos Pantau Anak Krakatau Imbau Warga tak Percayai Isu Tsunami

Rep: Muhammad Fakhruddin/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,

Pos Pantau Anak Krakatau Imbau Warga tak Percayai Isu Tsunami

SERANG--Pos Pemantau Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang, Bentan mengimbau warga yang tinggal di wilayah pantai sekitar Gunung Anak Krakatau untuk tidak mempercayai isu tsunami. Meski, alat seismograf di pos pemantau hingga Senin (1/11) siang, merekam telah terjadi sebanyak 729 kali gempa.

"Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Provinsi Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang letusan Gunung Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Cinangka, Anton Triambudi, Senin (1/11)

Anton mengatakan, Gunung Anak Krakatau memang masih berpotensi terjadi gempa dan letusan. Kegempataan yang terjadi didominasi oleh gempa letusan dan gempa hembusan. Dengan rincian, gempa vulkanik dalam (VB) sebanyak 31 kali, gempa vulkanik dangkal (VA) sebanyak 221 kali, gempa letusan sebanyak 178 kali, gempa tremor sebanyak 151 kali, dan  gempa hembusan sebanyak 148 kali. "Kita tidak mencatat kekuatan gempanya, hanya aktivitasnya saja," ujar Anton.

Menurutnya, jika terjadi kesimpangsiuran informasi, sebaiknya warga langsung menanyakan kepada petugas pos pemantau yang dapat dihubungi di nomor telpon 0254-651449. Masyarakat pun diimbau melakukan aktivitas seperti biasanya dengan mengikuti arahan dari Satlak Penanggulangan Bencana dan Satkorlak Penanggulangan Bencana setempat.

Anton hanya meminta masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati Pulau Gunung Anak Krakatau dalam radius 3-5 kilometer, meski jarak semburan batu pijar hanya mencapai 100 meter. Dia juga melarang keras jika ada warga yang nekat ingin mendarat di pulau tersebut. "Karena batu yang berasal dari gunung sangat berbahaya jika terkena seseorang," terangnya.

Hingga saat ini, kegiatan Gunung Anak Krakatau masih berstatus waspada pada level III. Jumlah letusan kemungkinan bisa terus meningkat, mengingat dapur magma Gunung Anak Krakatau saat ini kembali aktif. Namun, intensitas gempa dan letusan yang terjadi setiap harinya mengalami fluktuasi, kadang meningkat dan kadang menurun. Letusan berasal dari kawah yang baru terbentuk berdiameter 25 meter  yang berada di puncak gunung.

 

Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau yang terletak di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Jumono, mengatakan lontaran batu pijar dan lava akibat dari letusan dan semburan gunung bisa mengakibatkan seseorang tewas seketika. “Lantaran suhu batu pijar dari letusan gunung anak krakatau mencapai 600 sampai 800 derajat calcius. Ini sangat membahayakan bagi masyarakat khususnya nelayan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement