Senin 22 Nov 2010 23:23 WIB

Harimau Punah 12 Tahun Lagi

Rep: Wulan Tanjung Palupi/AP/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,ST PETERSBURG--Harimau liar diprediksi punah dalam jangka waktu 12 tahun jika negara-negara habitat mereka gagal untuk mengambil tindakan cepat untuk melindungi lingkungan. Demikian salah satu topik yang dibicarakan dalam pertemuan ahli satwa liar di St Petersburg, Rusia, Ahad (21/11). 

Para ahlid ari World Wildlife Fund (WWF) serta lembaga lainnya mengatakan kini hanya tersisa sekitar 3.200 ekor harimau di alam bebas. Jumlah ini terjun bebas dari jumlah pada tahun 90-an dimana masih ada sekitar 100 ribu ekor harimau.

James Leape, direktur jenderal World Wildlife Fund, dalam pertemuan itu mengungkapkan jika tindakan perlindungan yang tepat tidak diambil, harimau mungkin hilang pada tahun 2022, atau pada tahun harimau berikutnya pada penanggalan Cina.

Habitat harimau dihancurkan dengan pembabatan hutan dan konversi hutan untuk komoditas tertentu. Apalagi bagi para pemburu masih mengincar menginginkan kulit dan serta bagian tubuh harimau lainnya untuk pengoatan tradisional.  

Pertemuan itu menyetujui program penggandaan populasi harimau dunia di alam pada tahun 2022 didukung oleh pemerintah dari 13 negara yang masih memiliki populasi harimau yakni Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia , Myanmar, Nepal, Thailand, Vietnam dan Rusia.

Program Global Pemulihan Harimau memperkirakan akan dibutuhkan dana sekitar 350 juta dolar untuk memulai langkah penyelamata harimau. Pertemuan ini juga akan mencari komitmen donor untuk membantu pemerintah membiayai tindakan konservasi.

"Bagi sebagian orang, harimau adalah salah satu keajaiban dunia," kata Leape. Harimau, lanjut dia, juga adalah hewan yang bisa mendorong lebih banyak orang untuk peduli pada hutan dan padang rumput.

Program ini bertujuan untuk melindungi habitat harimau, memberantas perburuan liar, penyelundupan, dan perdagangan ilegal harimau dan bagian-bagian tubuh mereka, serta menciptakan insentif bagi masyarakat setempat untuk melibatkan mereka dalam membantu melindungi si "kucing besar".

Tuan rumah pertemuan ini adalah Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, terdorong oleh Global Tiger Initiative yang diluncurkan dua tahun lalu oleh Presiden Bank Dunia Robert Zoellick.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement