REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR--Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Bogor menilai retakan yang ada di Gunung Pancar, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten bogor, masih aman bagi warga. Menurut Kepala Seksi (Kasi) Konservasi dan Mitigasi Bencana Geologi, Dinas ESDM Kabupaten Bogor, Yayan Tahyan, lebar retakan gunung tersebut masih tergolong kecil.
'' Lebarnya hanya 1,5 meter,'' jelasnya saat ditemui Republika, Selasa (21/12). '' Status bahaya itu, bisa terjadi jika lebar telah mencapai minimal 15 hingga 150 meter atau lebih,''.
Meski demikian, ia tak menampik, retakan ini tetap menimbulkan longsor. Apalagi, secara struktur, gunung tersebut memang memiliki fisik yang curam dengan batu-batuan yang mudah retak, berjenis lapak basal dan breksi andesit.
Hal ini ditambah pula dengan fakta bahwa vegetasi tanaman yang ada di gunung tersebut sudah berkurang banyak. Di mana, pohon berjenis kuat seperti pinus dan cemara yang mampu menyerap air, sudah banyak berganti dengan sawah dan tanaman singkong milik warga. Belum lagi curah hujan yang tinggi di daerah tersebut.
'' Namun, pastinya, jika memang longsor terjadi, kemungkinan material tak akan jatuh mengenai perkampungan warga,'' jelasnya. '' Masalanya jarak kampung masih aman, sekitar 2000 meter dari lokasi,''.
Karenanya, relokasi terhadap warga Kampung Cimadala, Desa Karang Tengah dan Kampung Tegal Luhur, Desa Bojong Koneng, yang berada persis di kaki gunung tersebut belum akan dilakukan. Tapi, jika kondisi dinyatakan memang bahaya untuk warga, pihaknya telah melakukan kajian areal mana yang layak untuk dijadikan sebagai wilayah pemukiman warga.
'' Mereka bisa direlokasi ke Blok Pasri Gandaria, masih di wilayah Desa Karang Tengah,'' katanya. '' Wilayah ini memiliki jarak sekitar 1000 meter dari lokasi keretakan. Tapi cenderung aman karena kontur tanahnya datar,''.
Yayan mengatakan, sudah melaporkan ini ke Bupati Kabupaten Bogor. Rencananya, Dinas ESDM juga akan membuat surat tertulis kepada Direktorat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Provinsi Jawa Barat agar keretakan diteliti lebih lanjut.
'' Secepatnya akan kami kirim,'' katanya. '' Untuk sementara, kami memantau retakan dengan bantuan pihak kecamatan dan desa setempat,''.
Retakan di Gunung Pancar ditemukan di ketinggian 716 meter dari permukaan laut. Ia memiliki panjang mencapai 200 meter dan kedalam bervariasi dari 3,5 sentimeter hingga lima meter.
Sebenarnya, retakan ini sudah ada sejak 2006 lalu. Saat itu, penambangan yang dilakukan suatu perusahaan swasta yang menggunakan sejumlah bahan peledak, membuat kontur tanah gunung ini bergeser.
Selain Gunung Pancar, terdapat beberapa wilayah lainnya di Kabupaten Bogor yang termasuk rawan bencana tanah yang retak dan bergeser. Salah satunya wilayah Kecamatan Cigudeg di Kampung Pangaleseran dan Kampung Cibugis. ''Akan tetapi, kami sudah melakukan pemantauan intensif terhadap wilayah tersebut,'' tegasnya.
Sementara itu, Jumat (17/12) lalu, beberapa warga yang berada di kaki Gunung Pancar mengaku khawatir retakan gunung akan semakin melebar. Menurut Camat Babakan Madang, Zaenal Safrudi, hal ini terjadi mengingat hujan yang terus turun di wilayah tersebut.
Karenanya warga dikedua kampung terus melakukan pemantauan untuk melihat kondisi keretakan gunung setinggi 876 meter ini. Mereka bahkan membuat semacam tenda untuk melakukan pengawasan bekerjasama dengan beberapa kelompok penanggulangan bencana.