REPUBLIKA.CO.ID, AMBON--Koordinator Divisi Peningkatan Kapasitas dan Penelitian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Agus Supangat menyatakan air Laut Banda, Maluku dari hari ke hari bertambah asin. "Rasa air lautnya sedikit berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sekarang jauh lebih asin," katanya di Ambon, Selasa (28/12).
Menurut Supangat, kian asinnya Laut Banda disebabkan perubahan iklim yang tidak menentu. Kekurangan oksigen menyebabkan siklus evaporasi dari air laut tersebut tidak berjalan normal. "Kalau laut asin memang sudah biasa, tapi kalau bertambah asin berarti ini harus segera diwapadai," katanya.
Supangat mengatakan, dalam penelitian bersama Global Option Observing System (GOOS) sejak tahun 1995, perubahan kadar rasa dari Laut Banda mulai terjadi sekitar tahun 2000-an. Ia mengatakan, kejadian tersebut dapat berdampak pada ekosistem di dalam Laut Banda, yakni akan banyak ikan yang mati dan keluar mencari habitat yang lebih baik.
"Berdasarkan data agro plot, kadar airnya memang bertambah asin dan itu mulai terjadi di awal tahun 2000-an. Hal ini sangat rentan terjadi di pulau-pulau kecil," kata Supangat.
Ia menyatakan, untuk mencegah terjadinya peristiwa yang lebih parah, maka asupan oksigen laut harus dikontrol, salah satunya dengan cara menjaga kelangsungan hidup mangrove, habitat padang lamun, terumbu karang, koral, alga maupun ganggang.
"Tumbuhan-tumbuhan laut tidak hanya menjadi penyaring polusi maupun emisi, tetapi juga menghasilkan oksigen untuk ekosistemnya," kata Agus Supangat.