REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN - Banjir lahar dingin Sungai Opak di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (21/2) malam, mengakibatkan tanggul di Desa Argomulyo jebol. Arusnya membentuk aliran sungai di pekarangan warga dan diduga alur sungai purba.
"Banjir lahar dingin di Sungai Opak itu selain mengakibatkan sebuah tanggul jebol, juga menimbun satu rumah warga di Dusun Kliwang, Argomulyo, Cangkringan. Beberapa rumah terancam karena dekat dengan aliran baru Sungai Opak," kata Camat Cangkringan Samsul Bakri, Selasa (22/2).
Menurut Samsul, jebolnya tanggul tersebut juga menyebabkan munculnya aliran sungai baru melalui pekarangan warga serta menghanyutkan sejumlah pohon. Sedangkan aliran Sungai Opak yang sebenarnya itu justru tertutup pasir. "Banyak batu mampir di rumah yang sebelumnya berjarak kurang lebih lima meter dari Sungai Opak. Kini aliran baru persis berada di samping rumah warga," katanya.
Warga Dusun Panggung, Maryanto, memperkirakan saat ini aliran Sungai Opak kembali ke zaman purba. Itu terlihat dari aliran baru yang terbentuk dan terdapat batu-batu yang tertimbun di dasarnya.
"Konon pekarangan milik warga tersebut dulu merupakan daerah aliran sungai (DAS) Sungai Opak. Karena sudah lama tidak dialiri air, kemudian ditanami pohon oleh warga sampai sekarang. Mungkin ini Sungai Opak yang sebenarnya karena terlihat di aliran baru itu banyak batu tertimbun di dasar sungai," katanya.
Samsul mengatakan sampai saat ini memang belum ada alat berat untuk melakukan normalisasi aliran Sungai Opak di Dusun Kliwang. Karena, ada aliran baru melalui pekarangan warga sehingga harus dibicarakan terlebih dulu dengan pemilik pekarangan. "Saya bersama Pemerintah Kabupaten Sleman akan membicarakan terlebih dulu. Karena untuk normalisasi, aliran melewati pekarangan warga," katanya.
Salah seorang warga Kliwang, Suroso, mengatakan kejadian itu sekitar pukul 17.30 WIB. Jebolnya tanggul pasir karena kondisi sungai tidak lurus dan pembatas semakin menipis. Akibatnya, saat terjadi banjir besar, tidak kuat menahan laju air yang bercampur material berupa pasir dan batu.
"Tanggul yang jebol berada di tikungan aliran sungai. Karena sudah lama tidak ditambah pasir, maka tanggul jebol sehingga menyebabkan aliran baru melalui pekarangan warga serta menimbun sebuah rumah," katanya.