REPUBLIKA.CO.ID,SERANG - Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda sepanjang Selasa (22/2) mencapai 246 kali. Kondisinya masih dinyatakan status "waspada" atau level II.
"Selama ini aktivitas vulkanik Anak Krakatau masih berlangsung," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau, Anton S Pambudi, di Cinangka, Selasa (22/2).
Anton menjelaskan pihaknya hingga kini terus melakukan pemantauan aktivitas vulkanik kegempaan Anak Krakatau menyusul ditetapkannya sebagai status waspada tersebut. Berdasarkan hasil rekaman alat Seismograf di Pos Pemantau Pasauran, Cinangka, kegempaan vulkanik sebanyak 246 kali. Dari 729 kali gempa di antaranya vulkanik dalam (VA) 16 kali, gempa vulkanik dangkal (VB) 109 kali, letusan empat kali, tremor letusan enam kali, dan hembusan 101 kali.
Menurut Anton, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Bandung, Jawa Barat, mengimbau nelayan maupun warga dilarang mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda. Kondisinya sangat membahayakan karena mereka bisa terkena lontaran pijar.
PVMBG hanya memberikan rekomendasi dengan radius dua kilometer dari titik letusan tersebut. "Jika mendekati kawasan Anak Krakatau dan terkena lontaran bebatuan pijar lava yang suhunya mencapai 800 sampai 1.000 derajat Celcius itu dipastikan meninggal," katanya.
Sejumlah warga yang tinggal di pesisir pantai Anyer, Kabupaten Serang, mengaku selama ini mereka tetap tenang dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas kegempaan vulkanik Anak Krakatau. "Saya seperti biasanya bekerja dan tidak takut terhadap aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau," kata Ahmad Rojali, seorang nelayan Paku, Anyer.