REPUBLIKA.CO.ID,BATAM - Kota Batam diperkirakan mengalami krisis air bersih pada 2015. Hal ini seiring dengan pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
"Kami perkirakan air mulai habis pada 2015," kata Asisten Deputi Menteri Urusan Infrastruktur Sumber Daya Air, Kementerian Koordinator Perekonomian, Purba Robert Sianipar, di Batam, Rabu (16/3).
Ia memperkirakan jumlah pengguna air bersih pada 2015 melebihi volume dan produksi air dari waduk yang ada. Kementerian Perekonomian mengimbau pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya mempersiapkan langkah antisipatif terhadap kemungkinan kelangkaan pasokan air bersih.
Tindak antisipatif yang bisa dilakukan antara lain merawat infrastruktur waduk agar bisa menambah daya tampung air, konservasi daerah tangkapan air dan pemanfaatan air limbah. "Pemda juga harus menyosialisasikan hemat air kepada masyarakat," kata dia.
Badan Pengusahaan (BP) Batam mempercepat pengerjaan waduk di Tembesi untuk mengantisipasi krisis air bersih. Kepala Bagian Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, mengatakan pembangunan Waduk Tembesi baru akan dilanjutkan April-Mei 2011 menunggu persetujuan Kementerian Keuangan.
Dwi Djoko mengatakan Waduk Tembesi merupakan waduk buatan dengan sistem desalinasi, penetralisasi air laut menjadi tawar. Pengerjaan waduk diperkirakan selesai 2012. Desalinasi selesai dalam waktu dua tahun.
"Air laut kami tampung, kemudian air hujan masuk. Air asin dikeluarkan melalui katup pipa yang kami bangun di bawahnya," kata dia menjelaskan.