Senin 07 Jun 2010 02:49 WIB

TransJakarta Janji Perketat Pengawasan

Rep: C14/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–-Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta memperketat pengawasan di dalam bus menyusul kasus pelecehan seksual yang menimpa salah seorang penumpang busway koridor I (Blok M-Kota). Peran anggota satuan petugas (satgas) akan lebih dioptimalkan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan penumpang.

Asisten Manajer Pengendalian BLU Transjakarta, M Iqbal Gafar, mengatakan peran dari satgas tersebut tidak semata-mata untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual. Selain itu, Satgas tersebut juga berfungsi untuk mencegah terjadi aksi kriminalitas di dalam busway.

“Kita sudah mengingatkan kepada Satgas untuk meningkatkan pengawasan. Bahkan, kami juga meminta saat jam-jam padat, pengawasan lebih dimaksimalkan,” kata Iqbal, Ahad (6/6).

Mengenai maraknya kasus pelecehan seksual yang menimpa penumpang perempuan, Iqbal mengimbau agar meraka tidak ikut berdesak-desakan. Sebab, situasi tersebut kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Iqbal, semua penumpang pasti terangkut dengan kesiapan armada yang dimiliki BLU Transjakarta. “Kalau terlalu padat kami himbau tidak perlu naik. Ikut bus berikutnya saja, karena kami sudah antisipasi,” ujarnya.

Iqbal mengakui untuk jam-jam padat, yakni pagi dan sore, frekuensi armada busway ditambah. Sementara pada siang hari armada busway dikurangi untuk mnengurangi subsidi bahan bakar. BLU juga mengoperasikan armada kosong untuk mengangkut penumpang yang tertahan di halte bagian tengah koridor.

“Pada jam-jam sibuk tidak semua armada terisi. Misalnya dari Blok M-Kota, ketika jam-jam sibuk ada armada kosong yang diberangkatkan untuk mengambil penumpang di bundaran senayan dan seterusnya. Jadi tak perlu khawatir,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigoq Nainggolan, menyatakan pelecehan terhadap penumpang bisa terjadi karena bus terlalu padat. Seharusnya armada bus dioperasikan semua untuk mencegah hal serupa terulang.

"Bus Transjakarta ada banyak tapi yang beroperasi tidak semuanya, sehingga terjadi penumpukan penumpang. Akibatnya pelecehan seksual rentan terjadi," kata Azas Tigor.

Dalam pelaksanaannya, Fauzi berharap dua instansi tersebut bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, terutama aparat kepolisian. Mengenai teknis pelaksanaannya, Fauzi menyerahkan sepenuhnya kepada dua pejabat yang baru dilantik. “Musti kerjasama lah,” tuturnya, seraya menjelaskan pelaksanaan penertiban tidak semata-mata mengedepankan ketegasan, tapi juga pendekatan manusiawi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement