REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Jumlah pencari kerja di Depok capai ribuan orang. Sepanjang Januari hingga Mei 2010, tercatat ribuan orang mengurus kartu permohonan pencari kerja alias kartu kuning.
“Hingga 31 Mei 2010, Disnakersos mencatat pencari kerja di Depok sebanyak 3093,” ujar Isye Widayati, Kasi Penempatan Perluasan Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Depok kepada Republika, Jumat (18/6).
Dari data Disnakersos, pencari terbanyak terdapat di bulan Mei, sebanyak 1050 orang mengajukan permohonan pembuatan kartu pencari kerja. Disusul dengan Januari dimana ada 755 orang.
Sementara itu, di bulan April permintaan sebanyak 455 orang. Lalu disusul dengan bulan Maret 437 orang dan Februari sebanyak 396 orang. “Peningkatan yang signifikan di bulan Mei terjadi karena ada penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen keuangan,” jelasnya.
Menurut Isye, secara garis besar, pemohon kebanyakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kemudian baru disusul dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lulusan Diploma dan Sarjana.
Di banding Mei 2009, jumlah pencari kerja mencapai 1534 atau naik 1559 dibanding tahun ini. Pemohon terbanyak berada di bulan Februari dengan 344 orang.
Sedangkan di bulan Maret permintaan pembuatan kartu pencari kerja sebanyak 333 orang. Disusul April dan Januari mencapai 305 dan 296 orang serta Mei 256 orang.
Sebelumnya dari data Disnakersos pengangguran di Depok mencapai 73.874. Ini terdiri dari 35.629 laki-laki dan 38.245 perempuan.
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Depok, Abdul Haris beberapa waktu lalu, sebenarnya dari 1.503.677 warga Depok, terdapat 730.924 angkatan kerja atau 66,33 persen. Sedangkan total orang yang bekerja adalah 657.050 atau 59,63 persen. “Jadi hanya 6,7 persen dari angkatan kerja yang di ada merupakan para penganggur,” katanya.
Ia mengatakan terbatasnya lapangan kerja dan banyaknya kaum migran usia kerja yang datang ke Depok menjadi kendala utama mengapa pengangguran masih ada. Diakuinya setiap tahunnya muncul 10.000 lowongan kerja baru, namun sayangnya angka ini belum bisa menampung semua para pencari kerja.
Untuk itu, kedepannya, pihaknya berjanji berusaha menjalin kerjasama dengan beragam perusahaan untuk membuka lapangan kerja. Selain itu, pihaknya pun akan memfasilitasi para pencari kerja dengan bursa kerja. “Kerjasama ini terutama dikhususkan untuk menjaring warga asli Depok, yang memiliki KTP kota ini untuk memiliki pekerjaan tetap,” katanya.
Hingga kini Depok tak memiliki Balai Pelatihan Kerja (BLH). Namun Abdul mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan BLH di kota terdekat seperti Bekasi untuk mengadakan pelatihan tenaga kerja.