REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Pengedar enam kilogram shabu ditangkap. Mereka berinisial D, AR alias RL alias AN, SB alias Su, LU alias LA, dan UC alias RON. Yang terakhir berkewarganegaraan Afrika Barat yang ditembak mati di bagian dada. Polisi melepaskan tembakan, karena tersangka mematahkan borgol di tangannya dan mencoba melarikan diri.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (21/6) malam di Jl Raya Joglo RT 6/RW 2, Kelurahan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. “Pada mulanya dia mengaku akan memberitahukan rumah temannya, ternyata bohong dan melarikan diri,” ungkap Kepala Unit II Direktorat IV Narkoba dan Kejahatan Transnasional Bareskrim Polri, Komisaris Besar Siswandi, di kantornya, Selasa (22/6).
Saat ini mayatnya disimpan di Rumah Sakit Raden Said Soekanto Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari tangan mereka, polisi menyita lebih dari enam kilogram shabu golongan I seharga Rp 12 miliar. habu tersebut tersimpan di dalam dua koper berukuran sama, masing-masing setinggi 50 sentimeter dan lebar 70 sentimeter. Masing-masing koper menyimpan tiga kilogram.
Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan informan kepolisian dua bulan lalu. “Kami mendengar jaringan Afrika Barat kembali beraksi,” tutur Siswandi. Jaringan tersebut membawa shabu dari Mali/Afrika melalui Ethiopia. Mereka menumpang pesawat dengan terlebih dahulu transit di Bangkok, Thailand. Baru setelah itu mereka menuju Jakarta. Koper tersebut dibawa wanita berinisial D.
Rencananya dua koper itu akan diberikan kepada pria Indonesia berinisial AR alias RL alias AN dan seorang wanita berinisial LU. AR ditangkap pada Sabtu (19/6) bersamaan dengan ditangkapnya D di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Sementara LU ditangkap di rumahnya, Kota Wisata Cibubur, Jakarta Timur.
Dari informasi mereka, diketahui shabu tersebut akan dikirim ke SB alias SU. Dia adalah salah seorang pengedar shabu di Indonesia. Anggota kepolisian berpura-pura sebagai teman D dan AR. SB berhasil ditemui di Rumah Sakit Carollus, Jakarta Pusat. Disana juga dia ditangkap.
SB memberitahukan kurir asli Afrika sudah tinggal lama di Indonesia. Pria berkulit hitam itu tinggal di Jl Cileduk Raya, Sudirman Barat, Tangerang. Diperkirakan dia sudah sekitar setahunan tinggal. Dia diduga sudah 15 kali menyelundupkan shabu ke Indonesia. Jumlah shabu yang diselundupkan beragam, antara dua hingga enam kilogram.
Barang tersebut kemudian dibawa kurir dari Indonesia. Terkadang kurir tersebut adalah wanita yang diiming-imingi akan dinikahi Bandar besar. “Jelas mereka dibohongi,” jelas Siswandi.
Dia mengatakan jaringan Afrika Barat ini telah beroperasi sejak tahun 2000. “Diperkirakan mereka telah memproduksi shabu lebih dari 30 kilogram,” ungkap Siswandi. Sekitar Rp 60 miliar keuntungan mereka raih.
Siswandi tidak mengira jaringan Afrika Barat kembali beraksi. Jaringan ini, jelasnya, beroperasi pada 1996 hingga 2000. Setelah itu mereka digantikan jaringan Iran. “Tapi ternyata mereka beraksi lagi,” ungkapnya.
Siswandi yang pernah menyambangi Afrika Barat mengatakan bandara udara disana selalu mengungkap kasus peredaran gelap Narkoba. “Perhari mereka mengungkap lebih dari 20 kasus,” ungkapnya. Dia menyimpulkan bandara udara disana kerap dijadikan tempat transit peredaran narkoba.