Selasa 06 Jul 2010 04:32 WIB

Warga Cilincing Kesulitan Air Bersih

Rep: c26/ Red: Agus Husni

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebagian Warga Cilincing, Jakarta Utara mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih. Sebab, sumber air yang mereka miliki atau sumur mereka sudah tidak lagi bisa dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Mereka untuk minum saja tak bisa mengambil dari air sumur, sebab rasa air sumur mereka sudah berubah menjadi asin.

Namun, karena keberadaan air bersih yang begitu berharga, mereka terpaksa mendapatkan air tersebut meski harus mengeluarkan sejumlah uang. Mereka terpaksa membelinya dari pedagang gerobak keliling dengan harga lumayan mahal. "Demi memenuhi kebutuhan air bersih saya terpaksa membeli meski harganya Rp 2.500 per dua jerigen,” kata Kholifah (22), warga Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Senin (5/7).

Menurut perempuan yang sedang membawa jerigen 20 literan itu, dia terpaksa membeli karena rasa air sumur di rumahnya sudah asin dan tidak bisa dibuat masak. “Tahu kenapa di kawasan ini kok asin. Biasanya kami dapat air dari sumur,” lanjutnya.

Perempuan yang sering disapa Olif tersebut mengaku, di wilayahnya memang terdapat jaringan pipa air minum dari perusahaan swasta pengelola air minum, meski belum menjangkau seluruh wilayah. “Ya, karena biayanya mahal mas, kalau kami jelas tidak bisa pasang,” ujarnya sedih. "Bagaimana mau masang air PAM, untuk makan saja susah. Apalagi saat ini kebutuhan dapur sudah pada naik."

Hal senada juga dikatakan Novianti (21), warga yang mengaku berasal dari Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing. Dengan wajah yang tampak lebih susah lagi dia menceritakan, dia dirinya merasakan kesulitan air bersih sudah biasa. Alasannya, karena air sumur di kawasannya tak lagi bisa digunakan untuk minum. “Sudah lama di sini tak ada air bersih,” akunya.

Bahkan, dia mengaku sudah sejak puluhan tahun lalu membeli air bersih dari pedagang gerobak keliling. "Saya tidak bisa pasang jaringan air PAM. Jadi terpaksa beli dari pedagang air keliling saja,” cetusnya. Sedangkan air yang hendak digunakan untuk mandi dan mencuci, dia tetap menggunakan air sumur. “Kalau untuk nyuci dan mandi masih bisa air sumur.”

Oleh karenanya, mereka berharap adanya keseriusan dari pemerintah menangani masalah tersebut. setidaknya instansi terkait segera membangun lokasi penampungan air bersih untuk warga, terutama di kawasan kumuh, padat, dan miskin. “Kalau bisa pemerintah bisa menyediakan lokasi penampungan air bersih yang bisa dimanfaatkan warga,” ungkap Novi. “Semua orang di sini kan butuh air bersih, masa’ pemerintah tidak peduli.”

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement