REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kuasa hukum Revaldo, Bobby Sinulingga, mengakui bahwa kliennya masih mengkonsumsi narkotika. Namun ia menolak keras tudingan bahwa Revaldo merupakan salah satu bandar narkotika di kalangan artis.
Kepada wartawan, Booby juga menegaskan bahwa Revaldo bukan pemilik shabu ataupun ganja yang menjadi barang bukti di Polres Jakarta Barat itu. Termasuk seperangkat alat hisap yang ditemukan pihak kepolisian di mobil yang dia kendarai saat penggeledahan dan penangkapan dilakukan.
Tersangka bersama dua tersangka lain, MY dan AIR, ditangkap di depan Wisma 77 Slipi, Jakarta Barat, pada Selasa (20/7). Sebelumnya, ada informasi bahwa ketiganya akan melakukan transaksi shabu.
Saat ketiganya mengetahui sedang dibuntuti polisi, mereka sempat berupaya melarikan diri menggunakan mobil Suzuki Grand Vitara warna silver bernomor polisi DD 78 SQ. Sempat terjadi aksi kejar-kejaran antara mobil polisi dan pelaku di Jalan S. Parman Slipi, Jakarta Barat.
Saat berhasil dihentikan dan digeledah oleh pihak kepolisian, ditemukanlah 1 bungkus shabu seberat 62 gram dalam sebuah amplop cokelat, 2 paket plastik kecil shabu 0,53 gram, 1 bong plastik, 2 cangklong beling, 1 sedotan plastik, dan 1 korek api berisi ganja.
Menurut Bobby, tidak benar bahwa pada saat itu Revaldo akan melakukan transaksi narkotika. RP hanya mengantarkan MY dan AIR ke Kebon Jeruk karena ada urusan bisnis oli. Ia mengatakan RP sedang menjemput MY di tengah perjalanan. "Temannya yang minta diantarkan," kata Bobby.
Revaldo sebenarnya tahu bahwa kedua temannya adalah pemakai narkoba jenis shabu dan ganja. Namun, ia tidak menyangka jika MY membawa barang tersebut ke dalam mobil yang dikendarainya. Bahkan, RP juga tidak mengetahui bahwa yang memepet mobilnya di tengah perjalanan adalah polisi.
Menurut Bobby, kliennya hanya tahu bahwa ada kendaraan disamping mobilnya, kemudian penumpangnya membuka buka kaca sambil teriak- teriak. "Dia tidak sadar kalau yang memepet adalah polisi," kata Bobby.
Oleh karena itu Revaldo tidak menghiraukan mobil disebelahnya, dan tetap memacu kendaraannya. Setelah kembali dipepet di wilayah Slipi, Jakarta Barat, barulah ia sadar bahwa yang mengejarnya adalah polisi.