Kamis 29 Jul 2010 07:53 WIB

Warga Bekasi Diminta Mewaspadai Penyakit Kawasaki

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI--Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, meminta warga untuk mewaspadai penyakit Kawasaki sebagai penyakit baru yang membahayakan nyawa.

"Dari sisi penderita penyakit tersebut kita belum miliki data apakah ada di Bekasi, namun untuk di Indonesia rasionya sudah mencapai 77 balita per 100 ribu," kata kepala dinas Kesehatan Kota Bekasi Retni Yonti di Bekasi, Rabu. Ia mengatakan telah meminta petugas untuk siaga dan cepat tanggap bila menemukan kasus kawasaki tersebut.

Pemahaman petugas terhadap penyakit yang ditemukan oleh dokter Jepang Tomisaku Kawasaki pada 1972 itu akan terus ditingkatkan. Retni menyatakan hingga kini penyebab pasti penyakit itu belum dapat diketahui, meskipun gambaran klinis, laboratorium, epidemiologi mengarah kepada penyakit infeksi. "Diduga penyakit ini dipicu oleh gangguan imun yang didahului oleh proses infeksi," ujarnya.

Di Indonesia penyakit Kawasaki pertama kali ditemukan pada 1982. "Kawasaki bukanlah penyakit yang lazim dijumpai seperti demam berdarah," ujar dokter alumnus Universitas Andalas Padang itu. Ia menyatakan karakteristik penyakit Kawasaki adalah penyakit akut yang diperantarai sistem imun tubuh, menyerang umumnya anak balita dengan puncak serangan pada usia sekitar 1 tahun.

Penyakit tersebut menyebabkan kerusakan sistemik dari dinding pembuluh darah kecil-sedang (vaskulitis). "Penyebab pasti belum diketahui, namun diyakini bahwa virus tertentu bertanggung jawab akan terjadinya penyakit itu," tegasnya.

Gejalanya berupa demam mendadak hilang timbul dengan suhu badan bisa mencapai 41 `C dan bertahan hingga dua mingguan, diikuti bercak-bercak merah pada kulit yang luas (seperti campak atau kaligata-alergi kulit) serta selaput lendir mata dan tenggorok (mata merah, perih, silau, tenggorok sakit).

Selain itu dapat dijumpai pembuluh getah bening leher yang membengkak satu sisi dan relatif besar. Pada tahap lanjut tampak berupa terkelupasnya kulit di ujung-ujung tangan atau kaki seperti luka bakar.

Namun semua gejala di atas sebenarnya walaupun tampak berat dapat hilang sendiri dalam waktu beberapa bulan. "Yang jadi masalah adalah perusakan pembuluh darah koroner jantung masih tetap berlangsung walaupun secara umum si anak tampak sembuh sempurna," ujarnya.

Akibatnya pembuluh koroner akan mulai tersumbat sedikit-sedikit dan serangan jantung dapat terjadi saat anak menginjak remaja-dewasa muda, padahal serangan jantung seringnya terjadi pada usia dewasa lanjut. "Tujuan utama deteksi dini serta pengobatan anak dengan Kawasaki adalah menghentikan proses pengrusakan koroner," ujarnya.

Pengobatan penyakit tersebut harus dimulai secepatnya. Obat yang diwajibkan terutama ada 2 macam yaitu IVIG yang diberikan secara suntikan dan aspirin yang diminum. Obat IVIG sangat mahal, padahal kunci bagi pengobatan penyakit tersebut. Untuk satu kali suntik mencapai Rp 9-11 jutaan rupiah.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement